Dharma Lautan Utama Datangkan Kapal Bekas dari Jepang

PT Dharma Lautan Utama (DLU) melakukan launching kapal motor penumpang (KMP) terbarunya, yaitu KMP Dharma Rucitra I.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Okt 2013, 11:08 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2013, 11:08 WIB
kapal-dlu131018b.jpg
PT Dharma Lautan Utama (DLU) melakukan launching kapal motor penumpang (KMP) terbarunya, yaitu KMP Dharma Rucitra I yang akan melayani rute Pelabuhan Merak, Banten-Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Kapal penumpang ini merupakan kapal bekas pakai dari Jepang dengan nilai pembelian sebesar Rp 150 miliar termasuk renovasi. "Proses renovasinya sekitar 6 bulan di Bakalan Madura, fasilitas sebenarnya sudah bagus, hanya diperbarui lagi disesuaikan keadaan di Indonesia," ujar Direktur Utama PT DLU Bambang Harjo di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat (18/10/2013).

Menurut Bambang, alasanya membeli kapal bekas karena akan lebih cepat bila dibanding dengan membangun kapal baru. "Sebenarnya harga beli baru dan bekas ini bedanya tidak banyak, tetapi permasalahannya masyarakat kan butuh ketersediaan transportasi dengan cepat, kalau buat baru butuh waktu lama, kita tidak bisa menunggu, harus cepat untuk melakukan antisipasi," lanjutnya.

Kapal ini merupakan buatan tahun 1992 memiliki panjang 134,60 meter dan lebar 21 meter dan menerapkan standar keselamatan internasional aturan safety of life at sea (Solas) yang merupakan aturan keselamatan paling komplit di dunia.

"Meskipun kapal buatan tahun 1992, tetapi yang namanya kapal laut itu tidak pernah ada habis masa operasinya karena secara periodik dilakukan perbaikan dan pergantian komponen atau biasa disebut pembaruan class," jelasnya.

Kapal Ferry ini memiliki kapasitas 695 orang penumpang dengan kapasitas kendaraan jenis truk sebanyak 70 unit atau sekitar 120 kendaraan campuran. Selain itu, untuk semua kelas dilengkapi dengan fasilitas AC, 48 tempat tidur kelurga serta fasilitas eskalator antar dek sejumlah 2 unit.

"Semua fasilitas tidak ada biaya tambahan dan adanya tempat tidur ditujukan supaya meskipun lintasnya pendek tetapi penumpang bisa istirahat secara total, karena mereka sendiri kan melakukan perjalanan darat yang jauh seperti dari Surabaya ke Medan. Pengoperasiannya kita harapkan lebih cepat lebih baik," tandasnya. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya