Konsumsi masyarakat masih menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III-2013. Dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 5,62%, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 2,99%.
Dikutip dari Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2013 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Rabu (6/11/2013), selain konsumsi rumah tangga, sumber utama pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada triwulan III-2013 berasal dari komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,4%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,13%, dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 0,65%.
Sedangkan komponen impor barang dan jasa merupakan faktor pengurang pada PDB menurut pengeluaran memberi sumbangan sebesar 1,34%. Dengan demikian, ekspor neto (ekspor dikurang impor) memberi sumbangan sebesar 1,06% dari total pertumbuhan (y-on-y) PDB yang mencapai 5,62 %.
Pada bagian lain, BPS melaporkan kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal III-2013 yang meningkat 2,96% dibandingkan kuartal sebelumnya membuat peningkatan kinerja hampir di semua sektor ekonomi. Tercatat hanya dua sektor yang mengalami penurunan yaitu listrik, gas, dan air bersih yang melemah 0,41% serta subsektor gas kota sebesar 4,67%.
Sektor pertanian pada mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 6,16% dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan terutama dipicu oleh Subsektor Perkebunan yang bertumbuh 19,21%.
Selain pertanian, sektor usaha lain yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah konstruksi yang tumbuh 3,35 %, pengangkutan dan pomunikasi 3,28%, sektor Jasa 2,91%, dan industri pengolahan yang tumbuh 2,88%.
Pertumbuhan juga dinikmati sektor keuangan, real estat, dan jasa oerusahaan yang tumbuh 2,20 %, pertambangan dan penggalian 1,84%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh 1,54 %. (Dis/Shd)
Dikutip dari Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2013 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Rabu (6/11/2013), selain konsumsi rumah tangga, sumber utama pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada triwulan III-2013 berasal dari komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,4%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,13%, dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 0,65%.
Sedangkan komponen impor barang dan jasa merupakan faktor pengurang pada PDB menurut pengeluaran memberi sumbangan sebesar 1,34%. Dengan demikian, ekspor neto (ekspor dikurang impor) memberi sumbangan sebesar 1,06% dari total pertumbuhan (y-on-y) PDB yang mencapai 5,62 %.
Pada bagian lain, BPS melaporkan kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal III-2013 yang meningkat 2,96% dibandingkan kuartal sebelumnya membuat peningkatan kinerja hampir di semua sektor ekonomi. Tercatat hanya dua sektor yang mengalami penurunan yaitu listrik, gas, dan air bersih yang melemah 0,41% serta subsektor gas kota sebesar 4,67%.
Sektor pertanian pada mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 6,16% dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan terutama dipicu oleh Subsektor Perkebunan yang bertumbuh 19,21%.
Selain pertanian, sektor usaha lain yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah konstruksi yang tumbuh 3,35 %, pengangkutan dan pomunikasi 3,28%, sektor Jasa 2,91%, dan industri pengolahan yang tumbuh 2,88%.
Pertumbuhan juga dinikmati sektor keuangan, real estat, dan jasa oerusahaan yang tumbuh 2,20 %, pertambangan dan penggalian 1,84%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh 1,54 %. (Dis/Shd)