Rupiah Terpukul Kekhawatiran Tapering The Fed

Pada perdagangan hari ini, rupiah melemah 0,1% ke level 11.403 per dolar AS.

oleh Syahid Latif diperbarui 08 Nov 2013, 11:42 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2013, 11:42 WIB
inflasi-rupiah130501c.jpg
Kabar positif menguatnya cadangan devisa Indonesia tak cukup kuat menghadang kekhawatiran pelaku pasar terhadap pemangkasan program stimulus The Federal Reserves. Kondisi ini membawa nilai tukar rupiah dan obligasi pemerintah melemah selama dua hari berturut-turut.

Dikutip dari data Bloomberg, Jumat (8/11/2013), rupiah melemah 0,6% sepanjang pekan ini. Pada perdagangan hari ini, rupiah melemah 0,1% ke level 11.403 per dolar AS.

Di luar negeri, kurs rupiah di pasar Non Delivered Forward untuk satu bulan ke depan juga melemah 0,8% sepanjang pekan ini. Pada hari ini, rupiah sedikit berubah ke level 11.378 per dolar AS.

Rupiah di pasar kontrak diperdagangkan 0,2% lebih kuat dibandingkan pasar spot dalam negeri. Rata-rata  pergerakan rupiah pada Oktober tercatat sebesar 0,9%.

"Kekhawatiran membaiknya perekonomian AS akan memicu tapering The Fed yang bakal menarik dana asing keluar dan menekan nilai tukar rupiah," kata Head of Treasury Research and Strategy PT Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal.

Mika menilai stabilisasi penguatan nilai tukar rupiah kemungkinan akan berlangsung terus dengan kecenderungan menguat sampai akhir tahun.

Sementara itu, Inter Dealer Market Association mencatat yield surat utang negara 5,625% yang berakhir Mei 2023 naik 12 basis poin sepanjang pekan ini ke level 7,79%.

Dari dalam negeri, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) kembali melemah setelah sehari sebelumnya sempat menguat ke level 11.389 per dolar AS. Kurs tengah rupiah pada perdagangan hari ini berada di level 11.404 per dolar AS. (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya