Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari Selasa 18 Maret 2025. Rupiah menguat sebesar 14 poin atau 0,08 persen menjadi 16.392 per dolar AS dari sebelumnya 16.406 per dolar AS.
Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengatakan neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2025, yang surplus bisa memberikan sentimen positif ke nilai tukar (kurs) rupiah.
Baca Juga
"Neraca perdagangan RI bulan Februari yang kembali surplus dan juga stimulus yang dikeluarkan pemerintah China di hari Minggu (16/3/2025) kemarin bisa memberikan sentimen positif ke rupiah," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (18/3/2025).
Advertisement
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia surplus 3,12 miliar dolar AS atau turun sebesar 0,38 miliar dolar AS secara bulanan.
Surplus pada Februari 2025 lebih ditopang pada surplus pada komoditas nonmigas yang sebesar 4,84 miliar dolar Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Selain itu, faktor lainnya adalah data penjualan ritel AS bulan Februari yang lebih rendah dari ekspektasi pasar, yakni 0,2 persen dari perkiraan 0,6 persen. Penjualan ritel AS yang dalam tekanan ini bisa membantu ekonomi AS terhindar dari tekanan inflasi.
"Indeks dollar AS masih dalam tekanan, pagi ini masih bergerak di kisaran 103,40-an. Tekanan terhadap indeks dolar AS ini karena pasar masih melihat ekonomi AS dalam tekanan," ungkap dia.
Di sisi lain, pelaku pasar juga masih khawatir dengan sikap Presiden AS Donald Trump yang terus mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif ke negara-negara partner dagang. Kebijakan kenaikan tarif ini bisa memicu perang dagang yang berujung pada pelambatan ekonomi, dan mendorong pelaku pasar melepas aset berisiko lagi.
Kemudian, perang baru yang dimulai oleh AS terhadap kelompok perlawanan Houthi di Yaman bisa mendukung penguatan dolar AS.
"Hari ini, masih ada peluang rupiah menguat ke arah Rp16.300, yang di sisi lain, potensi pelemahan ke arah Rp16.450," ucap Aris.
Dolar Ditutup Makin Mahal Hari Ini, Gara-Gara Apa?
Pada akhir perdagangan hari ini di Jakarta, rupiah tercatat melemah 56 poin atau sekitar 0,34 persen, turun ke level 16.406 per dolar AS dari posisi sebelumnya di 16.350 per dolar AS.
Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia justru mengalami penguatan, naik ke posisi 16.379 per dolar AS dibandingkan rupiah sebelumnya di level 16.392 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka sekaligus pengamat mata uang, Ibrahim Assuabi, menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh ancaman tarif balasan yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada sejumlah negara.
"Trump, pada Minggu (16/3) malam, kembali mengulangi ancamannya mengenai penerapan tarif sektoral dan tarif timbal balik yang direncanakan mulai berlaku pada 2 April. Kebijakan ini diperkirakan akan memperburuk ketegangan dalam perang dagang global yang tengah berlangsung," ujar Ibrahim dikutipd ari ANTARA, Senin (17/3/2025)..
Namun demikian, pasar masih meragukan sejauh mana Trump akan konsisten menerapkan kebijakan tarif tersebut, mengingat sebelumnya ia sempat merevisi sikapnya terhadap Kanada dan Meksiko pada awal bulan ini.
Langkah Balasan
Mengantisipasi berbagai skenario yang mungkin terjadi, Tiongkok dan Uni Eropa dilaporkan telah menyiapkan langkah-langkah balasan terhadap kebijakan tarif AS dan berpotensi memberlakukan tindakan lebih ketat sebagai respons terhadap tarif timbal balik yang diusung Trump.
"Potensi gangguan di sektor perdagangan internasional serta kekhawatiran akan melonjaknya inflasi akibat tarif dinilai dapat meningkatkan risiko resesi di AS," tambah Ibrahim.
Advertisement
Pembukaan Rupiah Pagi Tadi
Rupiah menguat pada pembukaan perdagangan hari Senin 17 Maret 2025 pagi. Kurs rupiah menguat sebesar 21 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.329 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.350 per dolar AS.
Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah menguat seiring dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayangi sentimen negatif.
“Dolar AS kemungkinan masih dibayangi sentimen negatif karena pasar berekspektasi bahwa kebijakan kenaikan tarif Trump bisa mendorong ekonomi AS mengalami resesi,” ujarnya dikutip dari Antara, Senin (17/3/2025).
