Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) alami pelemahan signifikan. Rupiah sempat melemah hingga Rp 16.620 terhadap dolar AS pada Selasa (25/3/2025).
Terkait pelemahan rupiah ini, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra menjelaskan pelemahan terjadi akibat kekhawatiran pasar soal perang dagang yang dipicu oleh kebijakan kenaikan tarif Donald Trump.
Baca Juga
“Perang dagang ini bisa memicu penurunan perdagangan global sehingga perekonomian global menurun,” kata Ariston kepada Liputan6.com, Selasa (25/3/2025).
Advertisement
Ia menambahkan, konflik perang di Timur Tengah yang masih tensinya masih tinggi, ditambah perang Ukraina Rusia yang belum juga bisa didamaikan juga jadi penyebab melemahnya Rupiah.
Adapun dari dalam negeri, Ariston mengungkapkan pesimisme pasar terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menambah tekanan ke rupiah.
“Kalau kebijakan tarif Trump ini tidak dijalankan secara penuh, mungkin pasar akan sedikit lega dan rupiah bisa menguat,” jelasnya.
Selain itu, pasar juga masih menunggu sikap dari Bank Sentral AS yang diperkirakan masih akan memangkas suku bunga acuannya tahun ini, Jika penurunan suku bunga benar-benar terjadi, ini bisa menjadi faktor penguatan rupiah.
Kepercayaan Terhadap Bursa Saham Dalam Negeri
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta melemah sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi 16.610 per dolar AS dari sebelumnya 16.568 per dolar AS.
Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menilai kepercayaan investor terhadap bursa saham yang melemah memberikan tekanan terhadap nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa pagi.
“Kepercayaan investor terhadap bursa saham dalam negeri, turut memberikan tekanan ke rupiah. Pesimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, terefleksi di pergerakan indeks saham BEI (Bursa Efek Indonesia),” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Sejak awal tahun, IHSG tercatat melemah 931,21 poin atau 13,13 persen year to date (ytd) dari posisi 7.164 pada 2 Januari 2025 ke posisi 6.161,22 pada 24 Maret 2025.
Pagi ini, indeks dolar Amerika Serikat (AS) juga mengalami kenaikan di kisaran 104,30 dibandingkan kemarin di kisaran 104,10.
Advertisement
Dolar AS Makin Perkasa, Rupiah Hari Anjlok ke Rp 16.600 per USD
Sebelumnya, nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah Indonesia (IDR) pada 25 Maret 2025 menunjukkan fluktuasi yang cukup dinamis. Fliktuasi rupiah terhadap dolar AS ini mencerminkan sifat volatilitas pasar mata uang.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta melemah sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi 16.610 per dolar AS dari sebelumnya 16.568 per dolar AS.
Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menilai kepercayaan investor terhadap bursa saham yang melemah memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa pagi.
“Kepercayaan investor terhadap bursa saham dalam negeri, turut memberikan tekanan ke rupiah. Pesimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, terefleksi di pergerakan indeks saham BEI (Bursa Efek Indonesia),” ujarnya dikutip dari Antara.
Berdasarkan laman konversi mata uang Wise mencatat rata-rata nilai tukar USD/IDR dalam 30 hari terakhir sekitar Rp 16.418,25 dan rata-rata 90 hari terakhir sekitar Rp 16.311,03. Namun, pada 25 Maret 2025, Wise mencatat nilai tukar USD/IDR sekitar Rp 16.625.
Perlu diingat bahwa nilai tukar ini bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk mendapatkan informasi terkini dan akurat, selalu periksa situs web penyedia layanan keuangan terpercaya atau aplikasi konverter mata uang real-time.
Jangan mengandalkan hanya satu sumber informasi, karena perbedaan angka bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk perbedaan waktu dan metode perhitungan.
Faktor yang Mempengaruhi Kurs USD/IDR
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi nilai tukar USD terhadap IDR antara lain kondisi ekonomi global, kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI), sentimen pasar, dan peristiwa politik global. Perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan fluktuasi nilai tukar yang signifikan dalam waktu singkat.
Sebagai contoh, kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat biasanya dapat meningkatkan permintaan dolar AS, sehingga nilai tukar USD terhadap IDR cenderung menguat. Sebaliknya, jika terjadi ketidakpastian politik atau ekonomi global, nilai tukar USD terhadap IDR dapat melemah.
Memahami faktor-faktor ini dapat membantu Anda dalam mengantisipasi fluktuasi nilai tukar dan membuat keputusan keuangan yang lebih tepat.
Kesimpulannya, memantau nilai tukar USD/IDR secara berkala sangat penting, terutama bagi mereka yang terlibat dalam transaksi internasional. Selalu gunakan sumber informasi yang terpercaya dan perhatikan waktu pengambilan data untuk mendapatkan gambaran yang akurat.
Advertisement
