Harga Emas Kian Terperosok

Harga emas diprediksi anjlok dalam sepekan ke depan. Kenapa?

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 11 Nov 2013, 07:40 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2013, 07:40 WIB
harga-emas-harian130625d.jpg

Harga emas diprediksi anjlok dalam sepekan ke depan. Hal ini melanjutkan pelemahan harga emas yang meluncur ke bawah US$ 1.300 per ounce pada penutupan minggu lalu.

Seperti dikutip dari Forbes, Senin (11/11/2013), hasil survei mingguan Kitco News Gold Survey menunjukkan, dari total 18 responden, 12 diantaranya yakin harga emas akan merosot. Sementara itu, hanya empat responden yang percaya diri dengan kenaikan harga emas.

Dua peserta lainnya mengatakan harga emas akan bergerak variatif. Seluruh peserta survei yang terlibat meliputi pedagang emas, perwakilan bank-bank investasi, para investor dan analis pergerakan harga logam mulia itu terlibat dalam survei tersebut.

Pekan lalu, sebagian besar peserta survei memperkirakan harga emas akan turun. Benar saja, sepanjang pekan hingga penutupan perdagangan pada Jumat lalu, harga logam mulia itu telah anjlok sebesar US$ 28.

Menurut para responden, harga emas akan turun mengingat rendahnya inflasi dan laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) untuk Oktober yang melonjak dua kali lipat dari prediksi para analis.

Anjloknya harga emas pekan lalu juga dipicu penguatan nilai tukar dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran soal Bank Sentra AS (The Fed) yang akan segera menarik dana stimulusnya. Selain itu, keputusan Bank Sentral Eropa menaikan suku bunga acuannya secara tiba-tiba juga memicu kuatnya nilai tukar dolar AS.

"Saya rasa, harga emas akan lebih merosot lagi, grafik pergerakan harganya pekan lalu tampak buruk. Pekan lalu saja (perdagangan Jumat) harganya sudah jatuh di bawah US$ 1.300," ujar Ahli Strategi Pasar Senior di Kingsview Financial Charles Nedoss.

Sementara itu, empat partisipan lain yang memprediksi kenaikan harga emas pekan depan mengatakan, saat nilainya semakin rendah, minat beli para investor akan mulai meningkat.

"Pemulihan harga emas akan menarik perhatian dan diburu China serta beberapa negara Asia lainnya. Terlebih lagi, data ekonomi AS terbaru tak menunjukkan adanya tanda pemulihan ekonomi AS," ujar Direktur Pelaksana American Precious Metals Advisors Jeffrey Nichols. (Sis/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya