Neraca Transaksi Berjalan Membaik, Rupiah Bergerak Perkasa

kurs rupiah di pasar bank domestik tercatat menguat 0,5% ke level 11.545 per dolar AS

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 14 Nov 2013, 11:12 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2013, 11:12 WIB
rupiah-loyo-130905b.jpg
Nilai tukar rupiah tercatat menguat ke level tertinggi dalam hampir tiga pekan terakhir menyusul penyusutan angka defisit transaksi berjalan Indonesia. Selain nilai tukar rupiah, nilai obligasi pemerintah juga tercatat menguat.

Melansir laman Bloomberg, Kamis (14/11/2013), kurs rupiah di pasar bank domestik tercatat menguat 0,5% ke level 11.545 per dolar AS pada pukul 9.02 WIB. Penguatan tersebut merupakan yang tertinggi sejak 25 Oktober lalu. Sementara di pasar Non Delivered Forward (NDF) untuk pengantaran satu bulan, rupiah menguat 0,7% ke level 11.340. Angka tersebut 1% lebih kuat dibandingkan nilai tukar rupiah di pasar spot.

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, defisit transaksi berjalan menguat menjadi 3,8% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal ketiga. Angka tersebut jauh lebih baik daripada rekor tertingginya sebesar 4,4% dari PDB Juni lalu.

Data Kementerian Keuangan RI mencatat investor asing memborong surat utang berdenominasi lokal sebesar Rp 1,41 triliun hingga 12 November. Selain isu tersebut, sentimen penguatan rupiah juga berasal dari pernyataan kandidat kuat gubernur The Fed berikutnya, Janet Yellen yang mengatakan, bank sentral belum akan mengurangi pengguliran dana stimulusnya hingga ekonomi AS benar-benar membaik.

"Kami tengah mencari lebih banyak dana asing untuk masuk ke dalam negeri setelah data transaksi berjalan menunjukkan performa yang lebih baik," ujar pialang Valuta Asing dari PT Bank Artha Graha Internasional, Gusti Kahari.

Pihaknya juga tidak yakin Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan segera menarik dana stimulusnya tahun ini. Meski begitu, rupiah akan terus berada di bawah tekanan mengingat kuatnya permintaan dolar As hingga akhir tahun. (Sis/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya