Pedagang Daging Was-was Usahanya Kian Terpuruk Akibat Aksi Sadap

Para pedagang daging sapi di pasaran khawatir ketegangan antara Indonesia dan Australia terkait aksi penyadapan akan mempengaruhi usahanya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Nov 2013, 16:37 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2013, 16:37 WIB
harga-daging-130816b.jpg
Para pedagang daging sapi di pasaran khawatir ketegangan antara Indonesia dan Australia terkait aksi penyadapan akan mempengaruhi usaha mereka.

Kekhawatiran tetap muncul meski banyak kalangan pejabat negara yang memastikan hubungan bisnis antara Indonesia dengan Australia tetap aman.

Sebab tidak mencukupinya pasokan daging sapi lokal mengakibatkan Indonesia mau tidak mau menambah pasokan daging dengan mengimpor dari Australia.

Apudin (45), pedagang daging sapi di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat ini mengaku cemas jika pasokan impor daging dari Australia akan dihentikan pemerintah.

"Kalau kondisi seperti sekarang ini, kemungkinan harga akan naik lagi," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (22/11/2013).

Apudin menjelaskan apabila nantinya harga daging melambung lebih tinggi lagi maka konsumen makin tak mau membeli daging.

"Kalau misal naik Rp 5 ribu saja, belum tentu naik, susah. Orang itu kalau turun mau, tapi kalau naik tidak mau," tutur dia.

Meski hanya sebagai pedagang, Apudin mengaku turut mengecam apa yang sudah dilakukan pemerintah Australia. Dia pun meminta pemerintah berlaku tegas namun jangan sampai hal ini berlangsung secara berkepanjangan.

"Tegas boleh, memang harus begitu, karena ini martabat bangsa, tapi bisnis jangan putus lah, mungkin damai saja lebih baik, Austali minta maaf," tutupnya. (Yas/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya