Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris justru lebih banyak dihuni para petani gurem. Menguasai lahan kurang dari 0,5 hektare (Ha), jumlah petani gurem di Tanah Air saat ini mencapai 14,25 juta rumah tangga atau lebih dari separuh rumah tangga pertanian pengguna lahan.
Meski tergolong masih banyak, jumlah petani gurem ini mengalami penurunan sebanyak 4,77 juta rumah tangga (25,07%).
Data Hasil Sensus Pertanian 2013 yang dikeluarkan BPS, Senin (2/12/2013) menunjukan jumlah rumah tangga usaha pertanian tahun ini sebanyak 26,14 juta rumah tangga.
Jumlah petani pada tahun ini tercatat sebanyak 31,7 juta orang dengan porsi terbesar berada di subsektor tanaman pangan 20,4 juta orang. Sementara jumlah terkecil bekerja di subsektor perikanan kegiatan penangkapan ikan sebanyak 930 ribu orang.
Khusus petani Gurem, BPS melaporkan Pulau Jawa menjadi tempat tinggal dari 10,18 juta rumah tangga yang menggarap lahan pertanian kurang dari 0,5 Ha.
Disusul Pulau Sumatera sebanyak 1,81 juta rumah tangga, Bali dan Nusa Tenggara 0,9 juta rumah tangga. Dua provinsi tempat tinggal petani gurem banyak ditempukan di Jawa Timur sebanyak 3,76 juta rumah tangga.
Ditinjau secara persentase, penurunan rumah tangga petani gurem terbesar terjadi di DKI Jakarta sebesar 81,04%. Sementara peningkatan jumlah rumah tangga petani gurem secara absolut dan persentase terbesar terjadi di Provinsi Papua sebanyak 135,61 ribu rumah tangga atau sebesar 79,87%.
Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal dari penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,01 Ha sebanyak 5,04 juta rumah tangga (53,75%) dibandingkan tahun 2003.(Fik/Shd)
Meski tergolong masih banyak, jumlah petani gurem ini mengalami penurunan sebanyak 4,77 juta rumah tangga (25,07%).
Data Hasil Sensus Pertanian 2013 yang dikeluarkan BPS, Senin (2/12/2013) menunjukan jumlah rumah tangga usaha pertanian tahun ini sebanyak 26,14 juta rumah tangga.
Jumlah petani pada tahun ini tercatat sebanyak 31,7 juta orang dengan porsi terbesar berada di subsektor tanaman pangan 20,4 juta orang. Sementara jumlah terkecil bekerja di subsektor perikanan kegiatan penangkapan ikan sebanyak 930 ribu orang.
Khusus petani Gurem, BPS melaporkan Pulau Jawa menjadi tempat tinggal dari 10,18 juta rumah tangga yang menggarap lahan pertanian kurang dari 0,5 Ha.
Disusul Pulau Sumatera sebanyak 1,81 juta rumah tangga, Bali dan Nusa Tenggara 0,9 juta rumah tangga. Dua provinsi tempat tinggal petani gurem banyak ditempukan di Jawa Timur sebanyak 3,76 juta rumah tangga.
Ditinjau secara persentase, penurunan rumah tangga petani gurem terbesar terjadi di DKI Jakarta sebesar 81,04%. Sementara peningkatan jumlah rumah tangga petani gurem secara absolut dan persentase terbesar terjadi di Provinsi Papua sebanyak 135,61 ribu rumah tangga atau sebesar 79,87%.
Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal dari penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,01 Ha sebanyak 5,04 juta rumah tangga (53,75%) dibandingkan tahun 2003.(Fik/Shd)