Alasan The Fed Pangkas Stimulus Moneter US$ 10 Miliar

Bank Sentral AS (The Fed) memutuskan memangkas pembelian obligasi bulanan sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ US$ 75 miliar mulai Januari 2014

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Des 2013, 07:36 WIB
Diterbitkan 19 Des 2013, 07:36 WIB
the-fed-moneter-131218b.jpg

Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasi secara bertahap tetapi menyarankan untuk tetap mempertahankan suku bunga rendah.

Pengurangan pembelian obligasi tahap pertama dilakukan senilai US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar  per bulan mulai Januari 2014. Pemangkasan itu berasal dari hipotek dan treasury.

"Committee melihat risiko terhadap prospek ekonomi dan pasar tenaga kerja telah hampir seimbang," tulis pernyataan Federal Open Market Committee seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/12/2013).

Selain itu, Committee akan mengurangi laju pembelian aset dalam langkah terukur lebih lanjut pada pertemuan mendatang.
Langkah itu mengejutkan beberapa investor. Prospek yang lebih baik bagi perekonomian dan pasar tenaga kerja menandai titik balik bersejarah bagi percobaan kebijakan moneter terbesar yang pernah ada.

Pernyataan The Fed itu sempat membuat pergerakan indeks saham turun, tetapi dengan cepat berbalik ke arah positif. Harga obligasi pun turun tapi kemudian bangkit kembali. Dolar naik terhadap euro dan yen.

"The Fed akhirnya melakukan penarikan dana stimulus moneternya setelah menarik-narik untuk waktu yang lama," tutur Rick Meckler, President of Hedgen Fund LibertyView Capital Management.

Meski The Fed  mengurangi pembelian obligasi secara bertahap di tengah kondisi pasar tenaga kerja membaik, The Fed tetap mempertahankan suku bunga rendah. Hal ini dilakukan untuk mencegah reaksi pasar tajam terhadap tapering.

Bank Sentral AS itu menjaga biaya penyaluran kredit stabil hingga tingkat pengangguran mencapai 6,5%. Pada November 2013, tingkat pengangguran mencapai 7% pada November 2013, terendah dalam lima tahun.

The Fed juga menurunkan harapan tingkat inflasi dan pengangguran selama beberapa tahun ke depan. Tingkat pengangguran diakui telah turun lebih cepat dari yang diharapkan.

The Fed mengharapkan, tingkat pengangguran dari 6,3% menjadi 6,6% pada 2014. Dari prediksi sebelumnya 6,4% menjadi 6,8%.

Bank Sentral mempertahankan suku bunga rendah dalam jangka waktu lama. Suku bunga bunga rendah ini dipertahankan hingga tingkat pengangguran sekitar 6,5% dan inflasi tidak lebih dari 2,5%.

Program pembelian obligasi The Fed, inti dari kebijakan era krisis. Program Quantative Easing pertama diluncurkan di tengah krisis keuangan pada 2008. Quantative easing terakhir diluncurkan pada 15 bulan lalu setelah melihat pertumbuhan ekonomi yang tumbuh perlahan-lahan dari resesi besar.

Program itu untuk merangsang investasi dan perekrutan tenaga kerja. Meski demikian, salah satu pembuat kebijakan pimpinan The Fed dari Boston, Eric Rosengren menuturkan, dirinya tidak setuju keputusan itu. Menurut dia, pernyataan itu masih terlalu dini.

Sejumlah ekonomi memang semakin yakin The Fed akan memangkas pembelian obligasinya melihat pertumbuhan baru-baru ini dalam pekerjaan, penjualan ritel dan perumahan serta anggaran kesepakatan di Kongres.

Berdasarkan survei Reuters, hanya 12 dari 60 ekonom yang mengharapkan The Fed akan memangkas program pembelian stimulusnya pada pekan ini. 22 ekonom memperkirakan, tapering dilakukan pada Januari, dan sebagiannya Maret.

Sementara itu, pimpinan The Fed Ben Bernanke akan mengakhiri masa jabatannya pada 31 Januari 2014, dua hari setelah penutupan pertemuan kebijakan pertama The Fed pada 28-29 Januari 2014.

Janet Yellen, diperkirakan akan mendapatkan konfirmasi dari Senat pada pekan ini untuk menggantikan Ben Bernanke. Janet pun salah satu pihak yang mendukung kebijakan pembelian obligasi. (Ahm/Ndw)

Baca juga:

Prediksi IHSG: Fokus Perhatian Masih Soal The Fed

The Fed Pangkas Stimulus, Wall Street Cetak Rekor

[VIDEO] Market Update: Menanti Kabar Tapering The Fed

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya