Liputan6.com, Yangon - Bertandang ke stadion Thuwanna YTC milik Ayeyawady United pada Rabu (11/3/2015), Persib justru berhasil menguasai pertandingan sejak awal. Namun, lemahnya adaptasi terhadap cuaca yang sangat panas di Yangon membuat tim tamu gagal mempertahankan konsistensinya hingga menit akhir.
Faktor cuaca ini yang coba dimanfaatkan tim tuan rumah untuk balik menguasai pertandingan saat lawannya kelelahan. Namun, eksekusi yang kurang baik dari Ayeyawady United di akhir pertandingan memaksa mereka gagal meraup poin penuh di kandang sendiri.
Maung Bandung menurunkan skema permainan yang sama seperti saat melawan New Radiant di Stadion Si Jalak Harupat dengan skor telak 4-1.
Advertisement
Dari segi komposisi pemain memang tidak banyak berubah. Duet pelatih Emral Abus dan Djadjang Nurdjaman masih tetap dengan formasi 4-3-2-1. Trio Atep Rizal, Makan Konate, dan Muhammad Ridwan ditempatkan segaris di belakang striker tunggal, Tantan.
Pertahanan Ayeyawady
Garis pertahanan rendah Ayeyawady United
Berstatus sebagai tim tuan rumah, Ayeyawady United justru memainkan garis pertahanan rendah dengan menumpuk banyak pemainnya di barisan pertahanan sendiri dan membiarkan tim tamu menguasai permainan sejak awal laga. Skema yang diterapkan Ayeyawady United ini membuat Persib kesulitan dalam menembus pertahanan tim tuan rumah.
Tercatat dari sembilan tembakan yang dilakukan oleh Persib di babak pertama, empat diantaranya berhasil diblok oleh dinding pertahanan Ayeyawady United. Selain itu, pertahanan tim tuan rumah juga berhasil melakukan 22 sapuan dan 29 intersep.
Advertisement
Lini depan Persib
Buruknya kombinasi pergerakan lini depan Persib
Tantan mencoba mengkompensasi kesulitan Persib dalam menembus barisan pertahanan Ayeyawady United dengan memberikan opsi pergerakan ke kedua sisi lapangan untuk membuka ruang dan menarik pemain bertahan lawan dari kotak penaltinya. Namun, manuver yang dilakukan Tantan ini tidak ditindak lanjuti dengan baik oleh rekan-rekan setimnya untuk mengisi ruang yang telah diciptakannya di kotak penalti.
Hariono dan Dedi Kusnandar yang berperan sebagai double pivot bermain terlalu dalam, sehingga membuat Makan Konaté harus jauh turun ke belakang untuk menjemput bola dan membangun serangan. Hal ini yang membuat Makan Konate sering kali terlambat masuk ke kotak penalti lawan meskipun Tantan telah berhasil membuka ruang dengan manuver pergerakannya.
Atep sering kali menusuk ke tengah, namun pergerakannya tidak langsung menuju ke bagian sentral dari kotak penalti. Sedangkan M. Ridwan cenderung statis di sisi kanan dengan maksud membantu Supardi yang rajin naik untuk membantu serangan dalam melepaskan umpan silang. Sayangnya, skema di sisi kanan Persib ini tidak berjalan baik. Supardi menjadi pemain yang paling banyak melepaskan umpan silang, yakni sebanyak 11 kali. Namun, hanya 27% dari total umpan silang yang dilesakkan berhasil diterima oleh rekan setimnya.
Di penghujung babak pertama, akhirnya M. Ridwan memberikan sebuah manuver pergerakan yang menghasilkan gol bagi Persib di laga itu. Makan Konate dengan cermat melepaskan umpan vertikal langsung ke kotak penalti setelah melihat M. Ridwan memberikan opsi pergerakan menusuk dari sisi kanan lapangan.
Kemudian, M. Ridwan dengan segera melepaskan umpan tarik ke Tantan yang berada di sentral kotak penalti. Tantan yang menerima bola tepat di depan gawang berhasil menarik perhatian para pemain bertahan Ayeyawady. Dia langsung melepaskan umpan ke Atep yang berdiri bebas di sisi kirinya. Dengan tenang Atep berhasil mengkonversikannya menjadi gol.
Ayeyawady lambat panas
Ayeyawady United yang sengaja lambat panas
Persib yang pada babak pertama menguasai permainan dengan begitu dominan bermaksud ingin menambah lagi pundi-pundi golnya. Di awal babak kedua, Hariono dan Dedi Kusnandar mencoba bermain relatif lebih naik ke depan. Dengan begitu, Makan Konaté tidak perlu jauh turun ke belakang untuk menjemput bola dan dapat menusuk langsung ke kotak penalti dari Ayeyawady United.
Namun, perubahan yang dilakukan oleh Persib di awal babak kedua ini justru meningkatkan resiko pertahanan saat Ayeyawady United menggencarkan serang balik. Ada ruang terbuka di depan garis pertahanan Maung Bandung.
Ayeyawady United pada babak pertama tidaklah sama dengan babak kedua. Jika pada babak pertama Ayeyawady United cenderung bermain pasif dengan menumpuk banyak pemainnya di barisan pertahanan dan membiarkan Persib menguasai bola.
Pada babak kedua, meskipun Ayeyawady United tetap bermain dengan garis pertahanan yang rendah, namun dengan lebih agresif menekan ketika para permain Persib yang telah terkuras staminanya pada babak pertama dan naik terlalu tinggi meninggalkan pertahanan.
Advertisement
Skema serangan balik Ayeyawady
Transisi serangan balik melalui Edison Fonseca
Perubahan skema Ayeyawady United di babak kedua ini berjalan efektif dan menghasilkan banyak peluang. Pada menit ke 58, Ayeyawady United yang berhasil merebut bola dari Hariono langsung melakukan serangan balik cepat dan mengeksploitasi ruang kosong di depan barisan pertahanan Persib, akibat ditinggalkan Hariono yang naik terlalu jauh.
Tanpa tekanan yang berarti dari gelandang bertahan, Edison Fonseca berhasil menggiring bola ke depan dan dengan bebas berhasil melepaskan tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti yang berbuah gol.
Tidak hanya sekali, Edison Fonseca terus menjadi ancaman bagi Persib dalam skema serangan balik cepat yang digencarkan oleh Ayeyawady United. Fonseca bersama kedua rekannya di lini sayap sering kali bergerak relatif turun menjemput bola dan menjadi agen transisi saat rekan setimnya di barisan pertahanan berhasil merebut bola dari Persib.
Tujuh menit setelah gol penyeimbang tercipta, Ayeyawady United nyaris berhasil membalikkan keunggulan Persib jika saja sundulan Riste Naumov dalam memaksimalkan umpan silang dalam skema transisi serangan balik cepat tidak membentur tiang gawang yang dijaga I Made Wirawan.
Peran dan kontribusi eks striker Pelita Jaya ini yang begitu bagi Ayeyawady United di babak kedua membuatnya pantas menjadi Man of the Match di laga ini. Pergerakannya yang dinamis dengan mobilitas tinggi membuat rekan-rekannya dapat dengan leluasa menggempur pertahanan Persib melalui skema serangan balik.
Gol penyeimbang Fonseca datang dari 1 kali percobaan tembakan ke arah gawang, sehingga persentase konversi golnya 100%. Striker asal Kolombia ini juga mencatat 17 operan sukses dengan akurasi 85%.
Pergantian pemain Persib
Pergantian pemain Persib Bandung
Dedi Kusnandar sangat jarang dalam melakukan pergerakan langsung ke depan dan cenderung hanya bergerak secara lateral ke kedua sisi lapangan untuk memberikan umpan-umpan silang, namun hanya dua yang berhasil dari lima umpan silang yang dilepaskannya.
Pada menit ke 63, Firman Utina masuk menggantikan Dedi Kusnandar, dengan maksud untuk memberikan pergerakan langsung ke depan dan menjadi transisi dalam menyerang sehingga tidak memaksa Hariono untuk meninggalkan posisinya di belakang.
Namun, Firman Utina yang mencoba bermain lebih dinamis sebagai agen transisi tidak didukung oleh pergerakan rekan-rekannya yang telah terkuras staminanya di babak pertama. Masuknya M. Taufiq dan Yandi Sofyan pun tidak memberikan banyak perubahan. Skor imbang bertahan hingga akhir pertandingan.
Walaupun gagal meraih poin penuh, tapi Persib patut mensyukuri satu angka dari laga tandang. Dengan tambahan satu angka ini Persib masih memimpin grup dengan nilai empat di atas New Radiant yang berada di peringkat kedua dengan nilai tiga.
Advertisement
Infografis Ayeyawady Vs Persib
Berikut infografis Ayeyawady United Vs Persib di babak penyisihan grup AFC Cup 2015, Rabu (11/3/2015) di Youth Training Center, Yangon, Myanmar:
(Adhitya Warman/Labbola)
Baca Juga:
Gabung Madrid,6 Pemain Bintang Ini Gagal Total