Liputan6.com, Jakarta - Pieter Huistra ditunjuk sebagai pelatih ad interim Timnas senior Indonesia untuk dua laga Pra Piala Dunia 2018 melawan Taipei dan Irak. Ini menjadi kejutan, karena sebelumnya dia ditunjuk oleh PSSI sebagai Direktur Teknik PSSI untuk pengembangan usia dini.
Namun, dia ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia di tengah situasi yang kurang kondusif, menyusul adanya ancaman sanksi dari FIFA. Akan tetapi, mantan pemain Timnas Belanda ini tak mau memikirkan hal tersebut. Dia hanya ingin fokus pada pekerjaannya menangani Timnas senior untuk dua laga Pra Piala Dunia 2018.  Â
Baca Juga: Eksklusif Pieter Huistra (I): Waktu Tepat Timnas Indonesia Bicara
Berikut petikan wawancara khusus Liputan6.com dengan Pieter Huistra di kantornya:
Advertisement
Menjadi pelatih di tengah situasi yang kurang kondusif?
Kondisinya baik-baik saja. Tidak ada masalah.
Tentang menghadapi suspend FIFA?
Tentu itu bisa terjadi, tapi itu tidak saya pikirkan. Tugas saya hanya mempersiapkan diri saya sendiri dan tim seperti tidak akan ada sanksi. Saya ingin fokus pada laga 11 Juni dan 16 Juni, untuk membuat tim yang bagus. Dan tim bisa memenangkan dua pertandingan awal di pra piala dunia 2018.
Sampai kapan Anda menangani Timnas senior?
Exco PSSI meminta saya untuk menjadi pelatih, jadi saya harus melakukannya melihat situasi sekarang. Saya harus membantu, saya bagian dari ini dan bekerja untuk PSSI, saya harus membantu saat ini.
Dan sejujurnya, ada sedikit perasaan senang untuk menjadi pelatih lagi. Karena dalam hati saya, saya masih seorang pelatih.
Apakah ini akan berlanjut, tidak hanya 2 pertandingan?
Kami akan membicarakannya setelah dua pertandingan Pra Piala Dunia 2018. Tapi, Anda tahu saya sangat berdedikasi untuk membangun pembinaan usia muda. Bagi saya itu masih yang terpenting, dan saya masih fokus untuk itu. Karena masa depan untuk Indonesia adalah pengembangan usia muda.
Peluang pemain muda di Timnas senior asuhan Anda?
Kami harus mengikuti SEA Games 2015 di Singapura, jadi kebanyakan pemain muda kami akan berada di Timnas U-23. Jadi, saya tidak akan memilih pemain dari Timnas U-23.
Apa akan ada muka-muka baru dalam timnas asuhan Anda nanti?
Ya, mungkin satu atau dua pemain muka baru untuk timnas. Tapi juga saya akan memilih pemain-pemain yang sudah berada di sana sebelumnya. Karena kami harus memilih dari pemain yang lebih senior, dan pemain dengan sedikit pengalaman atau dengan pemain yang kaya pengalaman di timnas.
Bagaimana menurut Anda tentang timnas saat ini?
Saya cukup puas dengan dua laga uji coba yang dilakoni timnas sebelumnya melawan Kamerun dan Myanmar dengan pelatih Benny Dolo, ad interim coach. Saya telah melihat para pemain di tim tersebut, mereka mau bertarung dan bisa mendapatkan hasil lebih baik. Kami harus memiliki progress dari dua laga itu.
Dan para pemain yang dipanggil saat itu, mungkin akan kembali memperkuat tim. Tapi, tidak semuanya. Asisten saya Wolfgang Pikal. Sekarang saya memiliki waktu lebih panjang untuk persiapan, itu kenapa saya berada di sini.
Selain itu, kami juga belum memiliki tim pelatih, karena kebanyakan dari mereka sudah bekerja untuk klub. Mudah-mudahan kami bisa melakukan dengan baik untuk dua laga prapiala dunia 2018 dengan persiapan ini.
Anda memandang dua laga melawan Taipei dan Irak?
Saya pikir kami masih berada pada level yang sama dengan Taipei, bahkan bisa lebih baik. Kami punya peluang. Namun, melawan Irak akan menjadi pertandingan yang sulit. Mereka salah satu kekuatan di Asia. Tapi, kami akan bermain di kandang saat melawan Irak.
Seharusnya itu menjadi kesempatan mendapatkan hasil yang bagus. Itu semua tergantung kami, maka saya dan tim saya harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
Vietnam dan Thailand apakah masih di level yang sama dengan Indonesia?
Ya, tentu saja. Saya pikir kekuatan sepak bola di Asia Tenggara cukup merata. Saya tak melihat Vietnam dan Thailand di level yang berbeda. Peluang kami sama, Thailand,Vietnam, Taipei. Irak mungkin sedikit di atas, tapi kami akan memanfaatkan maksimal laga kandang kami.