Korban Kisruh Sepak Bola, Wasit Ini Jadi Peternak Domba

Mantan wasit saat dualisme liga terjadi di Indonesia sudah dibekukan PSSI jauh sebelum SK Menpora jatuh.

oleh Risa Kosasih diperbarui 01 Agu 2015, 16:01 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2015, 16:01 WIB
Wasit Piala Kemerdekaan
FASILITAS - Demi menjaga independensi para wasit, Tim Transisi Kemenpora menjanjikan fasititas lebih baik saat bertugas di Piala Kemerdekaan. (Bola.com/Arief Bagus)

Liputan6.com, Bandung - Yang paling mengenaskan dari kisruh sepak bola di Indonesia tak lain adalah mereka yang menjadi korban. Selain pemain dan pelatih yang harus kehilangan pekerjaan mereka, kisah para wasit dalam kisruh sepak bola Indonesia tak kalah menyedihkan.

Dadan Suhandra, mantan wasit saat dualisme kompetisi terjadi di Indonesia ini mengaku sudah dibekukan jauh sebelum SK Menteri Pemuda dan Olahraga diturunkan. Kepada Liputan6.com pada Jumat (31/7) malam WIB dirinya bercerita soal kehidupannya, karena tak pernah lagi memimpin laga resmi di tanah air, hingga alasannya akan dipercaya lagi memimpin laga di Piala Kemerdekaan.

"Sebelum pembekuan PSSI saya sudah dibekukan duluan sama PSSI. Terakhir memimpin pertandingan saat jaman IPL (Indonesia Premier League), setelah itu saya baru dikoordinir lagi untuk ikut tes ini (jadi wasit Piala Kemerdekaan)," kata Dadan dalam sambungan telepon.

"Makanya saat ada kesempatan dipanggil sama Tim Transisi, saya ikut. Mudah-mudahan ditugaskan," kata wasit asal Bandung tersebut. Dadan mengungkapkan, kalau usai penyegaran wasit Piala Kemerdekaan pada Kamis (9/7/2015) di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON), Cibubur, Jakarta Timur, dirinya baru sekali menerima infromasi lanjutan dari Tim Transisi.

 

Urus Domba Selama Tak Dipakai PSSI

 "Kemarin sudah via email kalau kick-off ditunda sampai tanggal 15. Paling lambat Senin (3/8) udah ada penugasan," katanya lagi. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, mantan atlet daerah ini mengungkapkan harus menggantungkan hidupnya pada usaha ternak domba.

"Kalau sedang tidak dipanggil jadi wasit, saya mengurus usaha domba saya. Kuliah istri pendidikan olahraga, mantan atlet juga. Tapi sekarang guru umum di SD (Sekolah Dasar)," tuturnya.

Wasit yang penah memimpin laga PSS Sleman vs Persis Solo di Divisi Utama IPL itu sangat berharap kesejahteraan para pengadil lapangan di Indonesia bisa setara. Bahkan, dia ingin wasit dihargai dengan jauh lebih baik dari sebelum dualisme liga dan PSSI pada 2011 sampai 2013 silam.

"Saya harap semua wasit bisa merumput lagi, tak ada blok wasit ISL atau apalah. Sekarang kan ada bloknya. Wasit IPL 'ditidurkan' tidak pernah dipanggil. Semua yang menikmati sepak bola ini sejahtera, begitu harapan saya." ucapnya.  (Ris/Win)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya