Izinkan Judi Sepak Bola, 16 Kiai Se-Madura Tuntut Menpora

Kiai di Madura berpendapat ucapan silakan berjudi tak pantas diucapkan pejabat publik.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Agu 2015, 17:55 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2015, 17:55 WIB
Curhatan Menpora Imam Nahrawi di Markas Liputan6.com
Imam Nahrawi menegaskan akan mengikuti Presiden Jokowi dalam soal blusukan. Menurutnya dengan blusukan, ia dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki lembaganya, Jakarta, Rabu (10/12/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Madura: Sekitar 16 kiai Se-Madura Jawa Timur menggelar musyawarah  di kediaman ketua Forum Dakwah Islam Indonesia Jawa Timur, Ali Badri, yang berada di jalan Gadung Surabaya.

Ali Badri menegaskan bahwa kegiatan  ini membahas terkait pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi yang membolehkan perjudian dalam sepak bola, asalkan bukan untuk pengaturan skor pertandingan.

Ali Badri mengatakan,pernyataan tersebut sempat disampaikan Imam Nahrawi di hadapan sejumlah guru besar Universitas Indonesia (UI) dalam Seminar dan Diskusi Nasional Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, pada Kamis 14 Agustus 2015 kemarin.

"Kita membahas pernyataan pak Menpora yang mempersilahkan judi kemarin. Ini sangat melecehkan,"  kata Ali Badri kepada wartawan, Sabtu (15/8/2015)

Dia mengatakan para ulama berharap agar Imam Nahrawi meralat melalui media, dan menjadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak terulang kali.

"Para  ulama juga berharap agar pejabat publik berhati-hati dalam memberikan pernyataan, terutama yang bertentangan dengan hukum agama yang jelas-jelas melarang judi, karena akan memicu kesenggangan, mengingat hal tersebut sangat sensitif," imbuh Ali Badri.

Nonton Rekaman

Dia menceritakan bahwa selama musyawarah berlangsung, para kiai melakukan pembahasan terlebih dahulu dengan mendengarkan rekaman pernyataan Imam Nahrowi berulang kali.

Kata-kata "silakan bermain judi" yang dilontarkan Imam Nahrowi pada statmen sebelumnya, dijadikan sebagai pembahasan dalam musyawarah tersebut.

Meski dalam musyawarah sempat diperdebatkan, bahwa kata "silakan" sebagai ucapan yang keliru atau muncul tak terduga, namun pada akhirnya dianggap sebagai pernyataan yang keliru sebagai pejabat publik.

"Oleh sebab itu, para kiai, guru, ulama atau tokoh dan sesepuh Madura, berharap Imam Nahrowi, tidak hanya sebagai pribadi, tetapi juga atas nama menpora, harus meralat dan meminta maaf kepada Masyarakat Indonesia," pungkasnya. (Dian/Def)

Baca juga:

Eks Ketum PSSI Kecam Menpora Izinkan Judi

Gabung Stoke City, Shaqiri Langsung Ejek Inter

Di Spanyol, Evan Dimas: Sepak Bola Itu Pahit!

Lupakan Marquez, Ambisi Lorenzo Hanya Kejar Rossi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya