Liputan6.com, Jakarta Kelompok suporter asal Surabaya, Bonek 1927 meminta agar pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melarang penggunaan logo dan nama Persebaya di Piala Presiden 2015. Desakan ini disampaikan menyusul keputusan Kemeterian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) yang menyatakan PT Persebaya Indonesia dan basis suporter Bonek 1927 sebagai pemegang sertifikat yang sah atas logo dan nama Persebaya.
"Kami meminta Menpora mengeluarkan surat larangan terhadap pihak yang menggunakan nama dan logo Persebaya di turnamen apapun," kata Andie Peci, pentolan suporter Bonek 1927 kepada wartawan di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Desakan ini mendapat dukungan dari Tim Transisi bentukan Kemenpora. Salah seorang anggota Tim Transisi Cheppy T Wartono, mengatakan akan segera berkirim surat kepada promotor Piala Presiden 2015, Mahaka Sports and Entertainment. Dia bakan mengusulkan Persebaya United kembali berganti nama.
"Kami akan menyurati Mahaka kalau memang ada keputusan seperti itu. Kalau ada persoalan di pengadilan itu masalah lain, biar diproses sesuai ketentuannya saja," ujar Cheppy. "Bisa saja mereka ganti nama tidak pakai nama Persebaya, tapi Surabaya United," terang Cheppy.
Dualisme kepemilikan Persebaya Surabaya telah merembet ke banyak hal. Selain menimbulkan perpecahan di kalangan suporter, kehadiran Persebaya Surabaya yang dikelola oleh PT Mitra Muda Inti Berlian di Piala Presiden 2015 juga dipermasalahkan.
Namun Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) akhirnya memberi lampu hijau setelah pasukan Ibnu Grahan mengubah nama menjadi Persebaya United. (Ton/Rco)
Baca juga:
Pemain Barcelona Takut Langkahi Messi Soal Penalti
Ferguson Akui Nyaris Datangkan Balotelli ke Manchester United
Ferguson Komentari Transfer Mahal Anthony Martial
Advertisement