Dukung Negaranya di Euro 2016, Presiden Islandia Tolak Bangku VIP

Islandia akan berhadapan dengan Prancis di babak perempat final Euro 2016.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 01 Jul 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 12:30 WIB
Presiden Islandia, Gudni Johannesson
Presiden Islandia, Gudni Johannesson, bakal menyaksikan langsung duel melawan Prancis di perempat final Euro 2016

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Islandia yang baru terpilih, Gudni Johannesson bakal mendampingi tim nasionalnya saat berhadapan dengan tuan rumah Prancis di perempat final Euro 2016, Senin (4/7/2016). Namun saat mendukung timnas Islandia, Johannesson tidak akan duduk di bangku VIP seperti pejabat lain.

Seperti dilansir stuff.co.nz, Johannesson bakal duduk di tribune penonton. Dengan demikian dia bisa merasa lebih dekat dengan masyarakat Islandia lain yang hadir di Stade de France nanti.

"Untuk apa saya duduk di bangku VIP dan minum sampanye sementara saya bisa pergi ke manapun di dunia ini," kata Johannesson. "Tidak, saya akan berdiri bersama fans dan saya akan mengenakan kostum Islandia. Dan dengan segala hormat kepada Prancis--itu tidak akan merendahkan kami."

Islandia memang negara yang awalnya dipandang sebelah mata oleh peserta-peserta Euro 2016. Maklum Islandia merupakan negara terkecil yang tampil di pesta sepak bola benua biru tersebut. Di Negeri Es, sepak bola bukanlah olahraga favorit karena sulitnya menemukan lapangan yang ideal. 

Sebelum memiliki lapangan-lapangan indoor, timnas Islandia sempat kesulitan berlatih selama musim dingin. Kompetisi di negeri liliput ini juga hanya berjalan selama musim semi dan musim panas.

Meski demikian, Islandia justru menjadi fenomena selama Euro 2016. Bak cerita dongeng, Strákarnir okkar menjelma jadi batu sandungan bagi raksasa-raksasa Eropa. Di babak penyisihan, Islandia mampu membuat berang megabintang Cristiano Ronaldo usai menahan imbang Portugal 1-1.

Pemain Real Madrid itu menuding Islandia hanya bertahan sepanjang laga. Pemain yang akrab disappa CR7 itu juga menyindir selebrasi yang dilakukan para pemain Islandia usai peluit panjang berbunyi. Menurutnya, mereka terlalu berlebihan seperti tengah merayakan gelar juara Euro 2016. Puncaknya adalah saat Ronaldo menolak tukar kostum dengan kapten Islandia, Aron Gunnarsson.

Islandia akhirnya lolos ke 16 besar dengan status runner up Grup F dengan nilai 5 poin. Sedangkan Portugal yang tak pernah menang sepanjang babak kualifikasi, menyusul sebagai peringat 3 terbaik.

Para pengamat kembali menganggap remeh Islandia saat akan bertemu Inggris di babak 16 besar. Namun Negeri Es mampu mematahkannya setelah berhasil menekuk Three Lions dengan skor 2-1.

Penampilan gemilang Islandia tidak lepas dari dukungan publiknya. Saat berhadapan dengan Islandia, hampir seluruh warga Islandia menyaksikannya. Menurut media Spanyol AS, sebanyak 99,8 persen pemirsa televisi di Islandia menyaksikan duel melawan Inggris, Senin lalu.

"Bagi negara Islandia, turnamen ini sangat penting. Itu menunjukkan, bila Anda punya tujuan, berusaha menggapainya, kompak, dan disiplin, maka apapun bisa terjadi," kata Johannesson.

Bikin Gentar Pemain Lawan

Fenomena Islandia di Euro 2016 tidak lagi sekadar pemanis di media. Perjalanan Strákarnir okkar telah membuka mata para pemain lawan akan ancaman yang tengah mengadang mereka. Tidak terkecuali, Prancis yang akan menghadapi Islandia di perempat final.

"Banyak orang yang menganggap remeh negara kecil, berpikir negaranya lebih baik dari mereka. Namun lewat turnamen ini sekarang kita tahu bahwa, menghadapi mereka ternyata sangat sulit," kata bintang Prancis, Patrice Evra belum lama ini.

"Jangan pernah meremehkan lawanmu."

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya