Icardi: Inter Milan Wajib Belajar dari Kegagalan di 2016

Icardi masih tak mengerti dengan kegagalan Inter Milan di 2016.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Des 2016, 11:30 WIB
Diterbitkan 31 Des 2016, 11:30 WIB
Pencetak Gol Terbanyak Serie A 2016-2017 hingga Pekan ke-13
Striker Inter Milan, Mauro Icardi, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Crotone pada laga Serie A di Stadion San Siro, Italia, Minggu (6/11/2016). (AFP/Marco Bertorello)

Liputan6.com, Milan - Striker Inter Milan, Mauro Icardi tak dapat menjelaskan kenapa timnya bisa terpuruk dalam beberapa musim terakhir.

Ya, sejak memenangkan tiga gelar sekaligus, termasuk Liga Champions, pada tahun 2010, Nerazzuri terus terpuruk dan hanya mampu berada di papan tengah klasemen Serie A.

Hingga paruh musim 2016/2017, Nerazzuri juga masih belum mampu bersaing di puncak klasemen meskipun dalam lima pertandingan terakhir selalu menang.

"Sulit untuk dijelaskan kenapa kami tidak mampu menembus Liga Champions," ujarnya dalam wawancara mengenai kilas balik perjalanan Inter Milan selama tahun 2016, dikutip dari Football Italia.

"Rasanya aneh mengawali tahun 2016 ini. Karena kami bahkan masih berada di puncak waktu itu walaupun kalah dari Lazio," lanjut Icardi, mengingat masa-masa paruh kedua musim 2015/2016.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jadi Bahan Gosip

Inter Milan Menang Telak atas Lazio
Pemain Inter Milan, Mauro Icardi (kanan) mencetak gol ke gawang Lazio pada lanjutan Serie A Italia di San Siro Stadium, (21/12/2016). Inter Menang 3-0. (REUTERS/Alessandro Garofalo)

Karena Keterpurukan Inter, pada bursa musim panas lalu, Icardi sempat digosipkan akan hengkang ke Napoli atau Atletico Madrid.

"Saya selalu berusaha untuk tenang. Tetap fokus latihan dan tidak memikirkan hal lain, bahkan jika nama saya tercatut di koran," katanya.

Sejak kepergian Jose Mourinho, Inter telah bergonta-ganti pelatih sebanyak sepuluh kali. Namun, belum satupun yang memenuhi harapan. Terhadap tiga pelatih terakhir Inter, yakni Roberto Mancini, Frank De Boer, dan Stefano Pioli, Icardi pun punya penilaian.

"Mancini adalah pelatih yang mengubah cara saya bermain. Kami sering mengobrol. Dia minta saya melakukan hal dengan lebih baik. Lalu datang De Boer. Dia mencoba mengubah banyak hal di tim, namun gagal. Kemudian Pioli masuk. Dia secara perlahan mencapai tujuannya dan menyatukan kembali skuad yang ada," ujar top scorer sementara Serie A dengan koleksi 14 gol itu.


Belajar dari 2016

20161222-Liga-Italia-Inter-Milan-Lazio-Reuters
Penyerang Inter Milan, Mauro Icardi (tengah) melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Lazio pada lanjutan liga Italia Serie A di Stadion San Siro, Milan, (22/12). Icardi mencetak dua gol dalam pertandingan ini. (REUTERS/Alessandro Garofalo)

Jelang tahun 2017 yang tinggal beberapa jam lagi, Icardi pun berharap nasib Inter tidak seperti di tahun 2016.

"Kami harus belajar dari tahun 2016. Apa yang menjadi kekurangan kami di 2016 dan apa yang kami butuhkan di 2017 adalah konsistensi," ujarnya.

Namun perlu diketahui, tahun 2016 adalah tahun yang spesial bagi Icardi dan istrinya, karena mereka mendapat momongan pada 27 Oktober lalu.

"Ya, Isabel lahir 27 Oktober, tanggal yang sama dengan pertemuan pertama saya dengan Wanda (istri Icardi)," kata Icardi.


(Abul Muamar)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya