Liputan6.com, Barcelona - Teknologi video semakin diperlukan dalam pertandingan sepak bola. Munculnya gol hantu yang terjadi di Estadio Benito Vilamarin dalam laga Real Betis kontra Barcelona menjadi contoh kasus teranyar.
Untuk meminimalisasi kejadian serupa, Barcelona memasang teknologi mata elang di markas mereka, Stadion Camp Nou. Namun, kebijakan sepihak Barcelona itu bukan semata-mata karena kasus gol hantu di kandang Real Betis.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dilansir Marca, UEFA memang memaksa klub-klub yang melaju ke babak 16 besar Liga Champions memiliki teknologi mata elang di markas mereka. Pertandingan-pertandingan fase knock out Liga Champions seterusnya akan dipantau kamera dengan teknologi mata elang.
Tak mau kecolongan dengan gol-gol ataupun keputusan kontroversial, UEFA mengabil sikap tegas. Pada ajang Euro 2016, final Liga Champions 2016 di Milan dan final Liga Europa 2016 di Basel, teknologi kamera mata elang juga sudah diterapkan.
Klub asal Katalan ini sendiri sudah mengumumkan di media sosial pemakaian teknologi mata elang di Camp Nou. Barcelona sendiri bertemu Paris Saint-Germain di babak 16 besar kompetisi antar klub elite Eropa tersebut.
Mata elang atau hawk-eye didefinisikan sebagai sistem komputer kompleks untuk melacak lintasan bola dan menampilkan rekamannya secara visual. Teknologi yang dikembangkan di Inggris oleh Dr Paul Hawkins di Roke Manor Research Limited pada 2001 itu sebelumnya ditujukan untuk kepentingan olahraga kriket dan dikembangkan untuk menunjang beberapa olahraga lain, seperti tenis, futbol, badminton, hurling, dan sepak bola.