Terkait Distribusi Tiket, Juventus Terseret Kasus Mafia

Juventus sebelumnya terlibat skandal Calciopoli.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 08 Mar 2017, 14:20 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2017, 14:20 WIB
Presiden Juventus Andrea Agnelli membantah tudingan negatif terhadap klubnya.
Presiden Juventus Andrea Agnelli membantah tudingan negatif terhadap klubnya. (AFP/Vincenzo Pinto)

Liputan6.com, Turin - Juventus kembali terlibat skandal. Pengoleksi gelar liga terbanyak itu dituduh memfasilitasi mafia pada distribusi tiket pertandingan kandang.

Presiden Juventus Andrea Agnelli langsung membantah tudingan tersebut. "Dengan menghormati para penyelidik, saya tegaskan semua itu tidak benar," tulis Agnelli melalui akun Twitter.

Penyidik Asosiasi Sepak Bola Italia (FIGC) Giuseppe Pecoraro menyebut Juventus ketika memberi keterangan di Komisi Anti-Mafia Parlemen Italia. Dia menyatakan kasus ini ditindaklanjuti menyusul temuan penyelidik umum di Turin. Pecoraro juga mengumumkan proses penyelidikan sudah dimulai sejak Agustus tahun lalu.

Diketahui, aparat memiliki bukti pertemuan Agnelli dan tiga pejabat Juventus dengan orang yang memiliki koneksi mafia. Kedua pihak diketahui menjalin kesepakatan terkait distribusi tiket masuk Juventus Stadium. Agar keinginannya dipenuhi, mafia mengancam akan melakukan kekerasan di dalam stadion.

Komisi Anti-Mafia dilaporkan akan meminta keterangan ofisial Juventus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Skandal Sebelumnya

Ini bukan pertama kali Juventus terlibat korupsi. La Vecchia Signora merupakan aktor utama pada kasus Calciopoli tahun 2006.

Terbukti memengaruhi hasil pertandingan, dua gelar liga milik Juventus dicabut. Mereka juga didegradasi ke Serie B.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya