5 Penyerang Italia yang Akhiri Karier di Klub Kecil

Penyerang Italia menunjukkan eksistensi di klub kecil.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Mar 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2017, 19:30 WIB
Brescia adalah klub terakhir Roberto Baggio sebelum pensiun. Baggio membela Brescia tahun 2000-2004.
Brescia adalah klub terakhir Roberto Baggio sebelum pensiun. Baggio membela Brescia tahun 2000-2004. (AFP/Carlo Baroncini)

Liputan6.com, Roma - Tak semua pemain sepak bola tetap berada di puncak hingga penghujung karier. Biasanya, performa mereka akan menurun seiring bertambahnya usia.

Dan, tak banyak pula klub yang bersedia mempertahankan pemain dengan kategori demikian. Pemain-pemain seperti itu biasanya akan hengkang ke klub lain yang lebih kecil untuk menunjukkan eksistensinya.

Hal tersebut juga berlaku bagi pemain bintang sekalipun. Karena dianggap tak lagi bertaji, mereka akhirnya pindah ke klub kecil, dan bila mungkin ke luar negeri.

Di Liga Italia, cukup banyak pemain yang mengalami perjalanan karier seperti itu. Mereka yang akhirnya memutuskan ke luar Italia antara lain Andrea Pirlo, Marco Di Vaio, dan Alessandro Del Piero.

Namun, ada pula yang tetap bertahan di Serie A, dengan klub kecil yang senang hati menampung. Berikut lima mantan bintang sepak bola yang mengakhiri kariernya di klub kecil Italia.

Roberto Baggio

Roberto Baggio. (AFP/Gerard Julien)

Roberto Baggio merupakan salah satu penyerang legendaris terbesar yang pernah dimiliki Italia. Ia pernah menjadi pemain terbaik dunia, tepatnya pada tahun 1993, dan beberapa kali menjadi kandidat pemain terbaik dunia dan Eropa. Bahkan, prestasi individunya tercatat jauh melampaui prestasinya bersama klub.

Nama Baggio pernah melambung ketika ia memperkuat Juventus pada tahun 1990 sampai 1995, dan AC Milan pada tahun 1995-1997. Ia turut membantu dua raksasa Italia tersebut menjuarai Serie A dan Coppa Italia. Selain itu, ia juga pernah membela Fiorentina, Bologna, dan Inter Milan.

Baggio akhirnya mengakhiri kariernya di Brescia (2000-2004). Kegemilangannya masih terasa pada saat itu hingga akhirnya dia pensiun. Untuk Brescia, pria yang kini berusia 50 tahun itu menyumbang 45 gol dalam 99 pertandingan.

Luca Toni

Luca Toni (39 tahun) menghabiskan sisa kariernya di Hellas Verona selama tiga musim. Pemain jangkung itu baru saja pensiun di akhir musim lalu, sebelum klub tersebut terdegradasi ke Serie B. Sumbangsihnya untuk klub terakhirnya itu adalah 51 gol dan 14 assist dalam 100 pertandingan.

Luca Toni termasuk salah satu pemain penting tim nasional Italia dalam menjuarai Piala Dunia 2006 di Jerman. Untuk timnas Italia, ia menyumbang 16 gol dalam 49 penampilan.

Luca Toni. (AFP/Olivier Morin)

Sebagaimana halnya pemain bintang, Toni juga pernah membela klub-klub besar. Antara lain Bayern Muenchen, AS Roma, dan Juventus. Sepanjang kariernya di klub, total ia membukukan 274 gol dalam 547 pertandingan.

Alberto Gilardino

Alberto Gilardino pernah masuk dalam deretan penyerang paling berbahaya di Italia tatkala ia membela Parma dan AC Milan di rentang tahun 2002 hingga 2008. Karier penyerang 34 tahun itu kemudian mengalami pasang surut. Sempat meredup di Milan, ia kembali bersinar di Fiorentina (2008-2012). Namun, setelah itu, ia benar-benar tak pernah kembali ke performa terbaiknya.

Alberto Gilardino. (AFP/Francisco Leon)

Setelah melanglang buana ke berbagai klub, termasuk ke klub Tiongkok, Guangzhou Evergrande, Gilardino akhirnya terdampar ke Pescara, klub yang tengah berjuang menyelamatkan diri dari jurang degradasi musim ini.

Gilardino memang belum pensiun. Namun, cedera lutut berkepanjangan yang dideritanya sejak saat membela Fiorentina 7 tahun lalu membuat karier sepakbolanya tak mungkin lagi bisa diharapkan. Baru-baru ini menjalani operasi kembali untuk menyembuhkan cederanya itu. Diyakini kuat, Gilardino tak akan lagi kembali bertanding usai musim ini.

Vincenzo Iaquinta

Vincenzo Iaquinta tampil sangat bersinar saat membela Udinese selama tujuh musim, pada tahun 2000-2007. Bahkan, ia pernah mengantarkan Udinese lolos ke Liga Champions pada musim 2005/2006. Waktu itu Udinese berada dalam Grup C, bersama Panathinaikos, Barcelona, dan Werder Bremen. Untuk Udinese, ia mengemas 65 gol dalam 205 pertandingan.

Berkat penampilan gemilangnya, Iaquinta kemudian diboyong oleh Juventus pada tahun 2007. Ia menyumbang 40 gol dan 14 assist dalam 108 pertandingan bagi Bianconeri.

Namun, setelah empat musim memperkuat Juventus, Iaquinta tak lagi diandalkan dan dipinjamkan ke Cesena pada musim dingin 2012. Ia pun mengakhiri kariernya di klub kecil tersebut satu setengah tahun kemudian.

Vincenzo Iaquinta. (PFA)

Christian Vieri

Christian Vieri memang identik dengan Inter Milan. Ia pernah menjadi striker termahal saat diboyong Inter dari Lazio pada tahun 1999. Harganya 45 juta euro waktu itu. Saat di Inter, ia membukukan 123 gol dalam 190 pertandingan.

Vieri termasuk pemain Italia yang cukup sering berpindah-pindah klub. Ia pernah juga membela Juventus (1996/1997), Atletico Madrid (1997/1998), Lazio (1998/1999), AC Milan (2005), dan AS Monaco (2006).

Setelah bolak-balik berganti klub hanya dalam waktu singkat, Vieri akhirnya mengakhiri kariernya di Atalanta pada tahun 2009. (Abul Muamar)

Christian Vieri. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya