Liputan6.com, Jakarta Dalam kejuaraan papan atas seperti MotoGP, Maverick Vinales bisa disebut sebagai anak baru. Itu karena ia belum memiliki pengalaman yang matang di lintasan seperti para pembalap yang menjadi rivalnya.
Namun, MotoGP Qatar di Sirkuit Losail justru menjadi ajang pembuktikan Vinales sebagai kandidat juara dunia musim 2017. Momen itu juga melanjutkan kedigdayaan yang diperlihatkan Vinales sejak melakoni tes pramusim hingga sesi latihan bebas MotoGP Qatar.
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, Vinales, pembalap Movistar Yamaha, selalu menjadi yang tercepat dalam setiap tes pramusim. Lalu, ia juga menguasai dua dari tiga latihan bebas MotoGP Qatar. Tren positif itu dilanjutkan dengan mengamankan podium juara MotoGP Qatar.
"Saya pikir Vinales memiliki otak yang cerdas di sisinya. Saya pikir tim ini akan mengajarkannya di setiap pekan. Balapan ini adalah soal kejuaraan. Selama ada yang benar-benar membutuhkan Vinales di bawah sayap mereka, selama ia memiliki mentor, saya pikir ia akan melakukannya dengan baik," kata mantan juara dunia 500cc 1993, Kevin Schwantz.
Untuk memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2017, Vinales tentu akan menghadapi persaingan dari rekan setimnya sendiri, yakni Valentino Rossi. Lalu, pembalap yang akan menjadi rintangan terbesarnya adalah Marc Marquez, rider Repsol Honda yang notabene juara bertahan.
Vinales Akan Belajar
Satu hal yang mungkin jadi kelemahan Vinales adalah soal tekanan. Seperti diketahui, persaingan untuk menjadi juara dunia akan menempatkan seorang pembalap dalam tekanan besar.
"Ini akan menjadi pertempuran yang lebih sulit ketika motor Anda benar-benar kompetitif. Anda harus mencoba dan menjaga diri untuk tetap konsisten. Jika Anda tak memilikinya, Anda harus mempelajarinya," ungkap Schwantz.
"Tapi, seperti yang saya katakan, Maverick cukup cerdas dalam pikirannya. Jadi, saya berharap ia melakukan apa yang kami semua pikir ia bisa melakukannya," tuturnya.
Advertisement