Bek Chelsea Sempat Jatuh Cinta dengan Olahraga Lain

Tenis dan hoki, adalah dua olahraga yang pernah digandrungi oleh pemain jebolan akademi Chelsea itu.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Mei 2017, 18:10 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2017, 18:10 WIB
Chelsea, Tottenham Hotspur, Piala FA
Tawa Bahagia pelatih Chelsea, Antonio Conte (kanan) saat memeluk anak asuhnya Nathan Ake usai melawan Tottenham pada laga semifinal Piala FA di Wembley stadium, London, Sabtu (22/4/2017) (AP/Kirsty Wigglesworth)

Liputan6.com, London - Sempat dipinjamkan ke beberapa klub, Nathan Ake kini mulai mendapat tempat di barisan pertahanan Chelsea. Bahkan, pada laga terakhir melawan Everton, Ake sudah mendapat kesempatan bermain, sebagai pemain pengganti menggantikan David Luiz pada menit 82.

Aksi Ake pun mendapat apresiasi dari rekan-rekannya. Bertugas menjaga lini pertahanan, Ake sukses meredam agresifitas predator tuan rumah, Romelu Lukaku yang performanya memang sedang menanjak.

Namun, di luar sepak bola, pemain asal Belanda itu ternyata pernah menjajal olah raga lainnya. Tennis dan hoki, adalah dua olahraga yang pernah digandrungi oleh pemain jebolan akademi Chelsea itu.

"Saat masih kecil, aku bermain tenis dan cukup bagus. Saat masih bersekolah, aku bermain hoki dan aku menikmatinya. Tim Belanda selalu bermain baik di turnamen-turnamen besar," kata Ake, dilansir situs resmi Chelsea.

Ketertarikan Ake terhadap dua olahraga itu, tidak terlepas dari status keduanya yang memang cukup popular di Negara Kincir Angin. Selain hoki dan tenis, olahraga renang pun cukup mendapat tempat fi masyarakat Belanda.

Terkait sepak bola yang saat ini melambungkan namanya, Ake menjelaskan, proses pengembangan bakat di Belanda cukup mendapat perhatian serius. Kedisiplinan dalam sebuah latihan, sudah diterapkan saat mereka masih berusia belia.

Akademi Terbaik

"Feyenoord, Ajax dan PSV Eindhoven punya akademi terbaik di Belanda. Dan aku selalu ingat cara mereka menjadwalkan latihan di sekolah ketika aku masih di Feyenoord. Mereka percaya edukasi sangat penting," jelas dia.

"Dan saat aku ke sana, di usia 13 tahun, kami selalu pergi belajar di pagi hari dan sorenya. Sangat terorganisir. Ada banyak hal yang dikerjakan dalam mengajarkan sisi teknis permainan di Belanda, meski itu sudah cukup banyak diketahui," lanjutnya.

(Inov Nastora)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya