Liputan6.com, Jakarta - Legenda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti mengenang kesuksesannya di final Piala Sudirman 1989. Ketika itu, Indonesia meraih gelar pertama Piala Sudirman di negerinya sendiri.
Indonesia harus menghadapi Korea Selatan di final Piala Sudirman 1989. Babak final dilangsungkan di Istora, Senayan, Jakarta.
Meski tampil di kandang sendiri, Indonesia tertinggal 0-2 dari Korea Selatan. Dua sektor unggulan Indonesia, Eddy Hartono/Rudy Gunawan dan Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati tumbang.
Baca Juga
Advertisement
Susi Susanti turun di gim ketiga dengan beban yang sangat berat melawan Lee Young-Suk. "Beban saya sangat berat, Indonesia sudah tertinggal 0-2 dari Korea," katanya membuka kenangan saat menjuarai Piala Sudirman 1989.
Beban Susy Susanti semakin berat setelah kalah di set pertama 10-12 dari Young-Suk. "Kalian tahu, setengah penonton yang hadir di Istora sudah pulang. Mungkin mereka menganggap pertandingan ini sudah kelar," ucapnya.
"Terlebih lagi saya waktu itu masih muda, sedang naik daun. Tidak ada yang percaya kalau saya bisa melakukan sesuatu," ujar istri dari Alan Budi Kusuma tersebut.
Di set kedua, Susy Susanti tertinggal 4-10 dari tunggal putri Korea Selatan. Namun semangat juang peraih medali emas Olimpiade 1992 itu membantunya membalikkan keadaan.
"Satu poin saja saya membuat kesalahan pada waktu itu, semua kelar, Indonesia pasti gagal. Namun, saya berusaha agar tidak melakukan kesalahan, sementara lawan terlalu bernafsu mengakhiri pertandingan karena tinggal satu poin lagi jadi juara Piala Sudirman," ucapnya.
"Karena lawan terlalu bernafsu, saya akhirnya bisa membalikkan keadaan. Pada set kedua akhirnya saya menang 12-10," ujar Susy mengatakan.
Set Penentuan
Pertandingan pun harus dilanjutkan ke set penentuan. Di waktu istirahat selama lima menit, Young-Suk kabarnya terlibat perseteruan dengan pelatihnya karena kalah dari Susy Susanti di set kedua.
"Ketika istirahat selesai, saya lihat lawan mengeluarkan air mata, seperti habis menangis. Saya dapat kabar kalau dia habis ditampar," katanya.
"Saya melihat itu sebagai kesempatan. Saya terus menyerang dia. Ini untuk pertama kalinya saya tidak kasih poin sama lawan, biasanya saya kasih satu, atau dua. Di set ketiga saya menang 11-0," kata wanita berusia 46 tahun tersebut.
Kemenangan Susy Susanti membakar semangat Indonesia. Tunggal putra Indonesia, Eddy Kurniawan berhasil mengalahkan Sun Han-Kok 15-4, 15-3. Sedangkan ganda campuran Indonesia, Eddy Hartono/Verawaty Fajrin mengandaskan Park Joo Bong/Chung Soo-young 18-13 dan 15-3. Indonesia pun juara Piala Sudirman 1989 setelah menang 3-2 dari Korea Selatan.
"Kalau menurut saya, bila pertandingan itu belum selesai, kita tak bisa tentukan pemenangnya. Itu merupakan kemenangan yang bagus," kata Susy Susanti menutup ceritanya dengan senyuman.
Advertisement