Alex Pastoor Hadapi Tantangan dari Perbedaan Melatih Klub Belanda dan Timnas Indonesia

Mantan pelatih Eredivisie, Alex Pastoor, berbagi pengalaman uniknya melatih di Belanda dan menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia, menyoroti perbedaan budaya, keamanan, waktu persiapan, dan peran dalam kedua negara.

oleh Harley Ikhsan Diperbarui 06 Mar 2025, 17:32 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 17:32 WIB
Alex Pastoor
Alex Pastoor saat masih menangani Almere City FC. (Jeroen JUMELET / ANP / AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Alex Pastoor, pelatih sepak bola berpengalaman asal Belanda, merasakan perbedaan signifikan saat membandingkan pengalamannya melatih di tanah kelahirannya dengan perannya sebagai asisten pelatih Tim Nasional Indonesia.

Dari pengalaman panjangnya di liga Belanda hingga tantangan baru di dunia sepak bola Indonesia, perbedaan tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari budaya hingga lingkungan kerja yang sangat kontras.

Di Belanda, Alex Pastoor telah malang melintang di berbagai klub liga, fokus utamanya adalah pada aspek teknis permainan dan pengembangan pemain muda berbakat. Ia sukses membawa beberapa klub promosi ke Eredivisie, liga tertinggi di Belanda.

Metode kepelatihannya dikenal fleksibel, tidak terpaku pada satu strategi tertentu, melainkan menyesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan tim yang diasuhnya. Namun, di Indonesia, pengalamannya bergeser drastis menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia, sebuah peran yang penuh tantangan dan warna baru.

Perbedaan paling mencolok terletak pada lingkungan kerja dan budaya. Di Indonesia, Pastoor harus beradaptasi dengan budaya yang sangat berbeda, termasuk pengalaman uniknya mendengar azan untuk pertama kalinya.

Ia harus menyesuaikan diri dengan budaya masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Hal ini tentu saja menjadi pengalaman berharga dan pembelajaran budaya yang tak ternilai baginya.

Promosi 1

Tantangan Budaya dan Keamanan di Indonesia

Alex Pastoor - Timnas Indonesia
Asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor sudah kembali ke Belanda. Pastoor menjadi pundit laga Liga Europa antara AZ Alkmaar Vs Galatasaray, Jumat (14/2/2025) dini hari WIB. (Instagram Alex Pastoor)... Selengkapnya

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Pastoor di Indonesia adalah aspek budaya dan keamanan. Sebagai bagian dari tim pelatih Timnas, ia dan rombongan selalu dikawal oleh pihak kepolisian, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, mengingat kondisi lalu lintas yang padat dan kompleks. Hal ini tentu berbeda jauh dengan pengalamannya di Belanda.

Selain keamanan, adaptasi budaya juga menjadi kunci kesuksesan Pastoor di Indonesia. Memahami kebiasaan, norma, dan nilai-nilai masyarakat Indonesia sangat penting dalam membangun hubungan baik dengan pemain dan staf pelatih lainnya. Kemampuan beradaptasi ini menjadi bukti profesionalisme dan dedikasi Pastoor dalam menjalankan tugasnya.

Pastoor juga harus menghadapi perbedaan dalam hal waktu dan kesempatan. Waktu persiapan yang sempit dan minimnya pertandingan uji coba menjelang kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi tantangan tersendiri. Ini sangat berbeda dengan rutinitas melatih klub di Belanda yang lebih terstruktur dan memiliki waktu persiapan yang lebih panjang.

Peran dan Kolaborasi di Timnas Indonesia

Foto: Patrick Kluivert dan Erick Thohir Kompak Nonton Dewa United Vs Persija, Pantau Pemain Timnas Indonesia
Patrick Kluivert bersama empat asistennya yang meliputi Alex Pastoor, Gerald Vanenburg, Denny Landzaat, dan Sjoerd Woudenberg hadir ketika Dewa United menjamu Persija di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (8/2/2025) malam WIB. (Bola.com/Abdul Aziz)... Selengkapnya

Peran Pastoor sebagai asisten pelatih di Timnas Indonesia juga berbeda dengan perannya sebagai pelatih kepala di klub-klub Belanda. Di Timnas, ia berkolaborasi dengan pelatih kepala, Patrick Kluivert, dan Denny Landzaat, menciptakan sinergi yang kuat dalam tim pelatih. Fokusnya mungkin lebih pada kontribusi strategi dan pengembangan pemain muda, dibandingkan dengan pengambilan keputusan utama seperti saat ia menjadi pelatih kepala.

Kolaborasi ini menuntut kemampuan komunikasi dan kerja sama tim yang tinggi. Pastoor harus mampu bertukar pikiran, berbagi ide, dan mencapai konsensus dengan rekan-rekannya dalam tim pelatih. Hal ini menunjukkan kemampuannya untuk bekerja dalam lingkungan tim yang dinamis dan multikultural.

Pengalaman kolaborasi internasional ini tentu saja menambah wawasan dan pengalaman berharga bagi Pastoor. Ia belajar bagaimana bekerja sama dengan pelatih dari latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda, dan bagaimana mencapai tujuan bersama dalam lingkungan yang kompleks.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya