Liputan6.com, Jakarta - Ricahard Mainaky mengaku kegagalan kegagalan sektor ganda campuran meraih medali emas pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, di luar dugaan. Namun, cedera yang menimpa Edi Subaktiar menyebabkan pelatih kepala ganda campuran PP PBSI itu kesulitan untuk mengevaluasi.
Sejak ikut serta dalam SEA Games pada 1997, sektor ganda campuran bulu tangkis Indonesia tak pernah absen dalam mengantongi medali. Namun, untuk kali pertama pada SEA Games 2017 sektor ganda campuran gagal melanjutkan tradisi tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Indonesia selalu meraih emas pada sektor ini, terkecuali pada 1999 dan 2003. Saat itu, Indonesia hanya meraih perak dan perunggu. Tahun ini, sektor ganda campuran tak menempatkan satu pun wakilnya di babak semifinal.
Richard mengatakan kegagalan dua pasangan ganda campuran Indonesia, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjadja dan Hafiz Faisal/Shella Devi Aulia, sebagai sebuah kejutan.
“Sebenarnya ini di luar dugaan saya karena yang kami targetkan adalah Edi/Gloria, tapi ternyata Edi cedera di babak pertama . Jadi, ya udah mau bagaimana lagi? Cedera kan kita enggak bisa evaluasi,” ujar Richard Mainaky.
Richard juga menyebutkan SEA Games 2017 awalnya akan dijadikan bahan evaluasi untuk sektor ganda campuran. Namun, faktor cedera salah satu pemainnya membuat Richard kesulitan melakukan evaluasi.
Pasangan ganda campuran lainnya, Hafiz Faisal/Shella Devi Aulia, tidak menunjukan performa menjanjikan pada ajang SEA Games 2017. Mereka kalah mudah dari pasangan Thailand, Bodin Isara/Svaitree Amitrapai, di babak perempat final dengan skor 12-21 dan 15-21.
“Untuk Hafiz/Shella saya belum dapat laporannya dari Vita (Marissa), karena saya sedang fokus untuk kejuaraan dunia ini. Nanti kalau sudah dapat laporan dari Vita, baru akan dievaluasi,” lanjut Richard Mainaky mengenai hasil tim ganda putra di SEA Games 2017. (Rizaldy Febriyansyah)
Saksikan video menarik berikut ini: