MotoGP: Sering Jatuh, Marquez Enggan Ubah Gaya Balap

Gaya balap agresif pula yang membuat Marquez telah menikmati tiga gelar juara dunia MotoGP.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 16 Sep 2017, 07:48 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 07:48 WIB
Marc Marquez, MotoGP
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez memegang bendera setelah keluar sebagai yang tercepat pada balapan MotoGP San Marino 2017 di Sirkuit Misano, Italia, Minggu (10/9). Bagi Marquez, ini merupakan kemenangan keempatnya musim ini. (AP Photo/Antonio Calanni)

Liputan6.com, Misano - Marc Marquez adalah pembalap MotoGP yang terbilang hobi mencium aspal. Itu karena pembalap Repsol Honda itu memiliki gaya balap yang terbilang agresif. Namun, hal tersebut tak membuat Marquez kapok.

Bukti terkini cap tersebut terlihat jelang MotoGP San Marino 2017 di Sirkuit Misano. Jika ditotal sejak latihan bebas pertama, pembalap berjuluk The Baby Alien itu tiga kali, yakni pada latihan bebas kedua, kualifikasi, dan pemanasan.

Sebelumnya, pemandangan serupa juga terlihat pada MotoGP Catalunya 2017. Tercatat, pembalap berusia 24 tahun itu terjatuh hingga lima kali. Saat balapan, ia juga sempat gagal finis karena terjatuh, yakni pada MotoGP Argentina dan Prancis.

Anehnya, hal itu tak menghalangi Marquez untuk bersaing di puncak klasemen MotoGP. Hasil pada MotoGP San Marino membuat dirinya kembali berpeluang besar menjadi juara dunia. Itu mengapa Marquez juga tak ingin mengubah gaya balapnya di sisa lima seri musim ini.

"Tentu saja, sulit jika melihat statistik terjatuhnya saya. Kejuaraan ini tidak mudah. Saya melaju seperti biasa, hingga 100 persen. Kejuaraan begitu ketat dan saya harus selalu mencapai batas. Inilah gaya saya," tutur Marquez, seperti dilansir Tuttomotoriweb.



Ya, gaya balap agresif memang bukan hal baru bagi pengoleksi tiga gelar juara dunia MotoGP tersebut. Sejak melakoni debutnya pada 2013, gaya balap agresif sudah menjadi senjata andalannya.

Berkat Kinerja Motor

Gaya balap itu pula yang mengantar Marquez menjadi juara dunia MotoGP 2013, 2014, dan 2016. Awalnya, pembalap lain merasa risih. Tapi, perlahan mereka mulai mengerti bahwa gaya balap Marquez masih bisa diterima asal tidak merugikan pembalap lain.

Terlepas dari itu, ia juga memuji kinerja Honda RC213V sebagai alasan mengapa dirinya kini berpeluang menjadi juara dunia MotoGP 2017. Menurutnya, motor tahun ini memperlihatkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan tahun lalu.

"Dalam beberapa alasan, Honda sepertinya tidak memiliki kestabilan tinggi seperti motor lain. Tapi, kami memiliki keunggulan dalam beberapa hal ketimbang motor lain," jelas pembalap yang sudah empat kali merebut podium juara di musim 2017 tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya