Liputan6.com, Jakarta - Performa Johann Zarco sebagai rookie di MotoGP 2017 telah mengejutkan banyak pihak. Meski minim pengalaman dan hanya memperkuat tim satelit, terbukti ia mampu bersaing secara konsisten.
Zarco sendiri mengawali petualangan di MotoGP 2017 dengan hasil buruk. Kala itu, pembalap Yamaha Tech 3 tersebut gagal finis pada MotoGP Qatar. Namun, hasil buruk itu ternyata mampu dijadikan pelecut bagi Zarco untuk tampil lebih baik dalam balapan-balapan selanjutnya.
Advertisement
Baca Juga
Hasilnya pun langsung terlihat ketika ia secara konsisten tak pernah keluar dari lima besar dalam empat balapan beruntun. Puncaknya adalah ketika ia menjadi runner-up MotoGP 2017. Sayang, setelah itu ia malah menghadapi berbagai kesulitan.
Meski begitu, Zarco masih menjadi rookie terbaik hingga musim ini tersisa empat balapan. Ia menempati urutan keenam dengan koleksi 117 poin. Penghargaan Rookie of the Year pun hampir pasti digenggamnya. Hal itu yang membuat Zarco optimistis bisa bertarung demi podium juara di musim depan.
"Langkah selanjutnya adalah memenangkan podium juara. Pada awal musim, saya tak berharap bisa podium. Jika Anda seorang pembalap, itulah tempat yang Anda inginkan," ungkap Zarco seperti dilansir Tuttomotoriweb.
"Saya tahu itu motor yang cukup bagus untuk podium. Saya tahu bisa bertarung jika memegang kendali. Sekarang saya bisa menghadapi kecepatan dan kekuatan yang awalnya begitu sulit. Sasis dan ban diciptakan untuk masuk tikungan dengan kecepatan tinggi," jelas Zarco.
Selain ambisi pribadi, MotoGP 2018 juga akan menjadi musim yang penting bagi karier Zarco. Ya, itu adalah musim terakhir Zarco dan Tech 3 terikat dalam kontrak. Seperti diketahui, Zarco berharap bisa memperkuat tim utama usai kontraknya di Tech 3 berakhir.
Tempat yang paling diincar pembalap berusia 26 tahun itu adalah Movistar Yamaha. Ia sangat ingin menggantikan Valentino Rossi yang kontraknya bersama Yamaha juga berakhir pada musim 2018. Kemungkinan besar Rossi akan pensiun setelah itu.