5 Alasan Serie A Musim Ini Lebih Seru

Persaingan dalam perebutan juara serie A musim ini lebih sulit ditebak.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2017, 06:48 WIB
Serie A Logo Alternatif
Persaingan di serie A musim ini lebih seru dan kompetitif, ada juara baru? (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah beberapa tahun menyusut dalam bayang-bayang Liga Inggris yang kaya dan La Liga bertabur bintang, Serie A belakangan mulai bangkit. Musim ini juara dari liga Italia masih sulit ditebak.

Memang, dalam beberapa tahun terakhir Serie A jadi sangat mirip dengan Bundesliga. Juaranya sudah tertebak, yakni Juventus. Namun, musim ini tidak, beberapa tim yang menginvestasikan uang banyak perlahan mulai bangkit.

Saat ini Napoli tengah memimpin sepanjang 13 pekan di serie A. Mereka cuma berjarak dua poin dari Internazionale di urutan kedua yang sama-sama belum menelan kekalahan.

Sementara Juventus menguntit di urutan ketiga dengan 31 poin. Nah, ada lima alasan lain yang bikin Serie A musim ini sangat kompetitif.

Apa saja alasan tersebut? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

 

 

 

 

 

5. Munculnya Napoli

Pemain Incaran Klub Top Eropa, Jorginho
Pemain Napoli asal Brasil, Jorginho (AFP/Filippo Monteforte)

Napoli tampaknya sudah mulai kembali menunjukkan kekuatannya di sepak bola Italia. Setelah hanya jadi pemanis dan pendamping Juventus di papan atas, mereka kini bisa bicara banyak.

Tim asal Kota Naples itu tampil sebagai pesaing utama pada tahap awal musim ini. Mereka memenangi 11 dari 13 pertandingan. Tidak hanya itu, Napoli juga telah sangat impresif dengan mencetak 34 gol dalam 13 pertandingan.

Meskipun telah mengalahkan kedua klub Roma sejauh ini, tantangan terbesar Napoli adalah Juventus pada awal bulan depan. Mungkin laga nanti akan terlihat sejauh mana Napoli akan mengejutkan.

4. Mulai Jor-Joran di Bursa Transfer

AC Milan Lumat Austria Vienna
AC Milan tim paling boros di serie A musim ini (AP/Antonio Calanni)

Italia dikenal merupakan pasar transfer yang pelit. Para klub mereka hanya mendapatkan pemain sisa yang sudah tua.

Akan tetapi, semuanya berubah beberapa waktu terakhir. Menurut Transfermarkt, total nilai pasar gabungan dari empat klub bernilai tertinggi di Serie A telah meningkat dari 1,08 miliar pounds pada tahun 2014 menjadi1,405 miliar pounds musim ini.

Jendela musim panas lalu, AC Milan mengeluarkan 175 juta poundsterling untuk memperbaiki skuat meski tidak terlalu berhasil. Sementara klub yang lebih kecil seperti Atalanta dan Sampdoria telah melampaui 35 juta pounds dalam pengeluaran musim panas.

3. Diisi Pelatih Kelas Dunia

Napoli, Genoa, Serie A
Pelatih Napoli, Maurizio Sarri dinilai punya kemampuan seperti Guardiola (Luca Zennaro/ANSA via AP)

Kualitas tinggi pelatih di papan atas Italia harus diperhitungkan saat mempertimbangkan mengapa Serie A telah menjadi sangat kompetitif. Kecerdasan taktis pada strata ini telah meningkat secara keseluruhan.

Manajer Napoli Maurizio Sarri dianggap sejajar dengan Pep Guardiola dalam pendekatan taktisnya. Banyak yang membandingkannya dengan legenda klub Arrigo Sacchi, meskipun Sarri ogah disamakan. Sarri dianggap termasuk orang pertama yang menggunakan drone dalam sesi pelatihan untuk memantau pergerakan pemain.

Sarri sendiri menghadapi sejumlah taktik master lainnya seperti Massimiliano Allegri di Juventus, Simone Inzaghi dari Lazio, Pelatih Inter, Luciano Spalletti dan juru taktik Roma Eusebio Di Francesco.

2. Sedikit Merosotnya Juve

Kiper Juventus, Gianluigi Buffon
Kiper Juventus, Gianluigi Buffon melepas celananya di akhir laga lanjutan penyisihan Grup D Liga Champions saat menjamu Barcelona di Allianz Stadium, Rabu (22/11). Buffon melepaskan celananya dan melemparkan ke arah suporter. (Marco BERTORELLO/AFP)

Meski Allegri, melakukan pekerjaan luar biasa di Juventus dan berhak menjamin perpanjangan kontrak tiga tahun musim panas ini, Si Nyonya Tua belum kembali menakutkan. Mereka kini hanya empat poin di belakang Napoli.

Ironisnya Inter Milan dan Napoli justru tak terkalahkan. Juventus yang belakangan kuasai Serie A sudah alami dua kekalahan dan telah kebobolan gol terbanyak di lima besar.

Kekalahan datang melawan tim Sampdoria dan Lazio. Mereka juga hanya bermain imbang melawan Atalanta dan kemenangan tipis atas Benevento.

Hilangnya Leonardo Bonucci di belakang terbukti bermasalah. Ada beberapa ketidakpastian juga soal taktik Allegri yang bergantian antara 4-3-3, 4-2-3-1 dan 4-4-2 .

1. Sukar Diprediksi

Juventus-AS Roma
Gelandang Juventus, Federico Bernardeschi berusaha mengontrol bola dari hadangan pemain AS Roma, Gerson saat bertanding di ajang ICC 2017 di Gillette Stadium, Foxborough (31/7). Juventus menang adu penalti setelah imbang 1-1. (AP Photo/Michael Dwyer)

Di bawah Ernesto Valverde, Barcelona memimpin La Liga saat ini setelah memenangkan sebelas dari 12 laga awal. Liga Inggris-pun demikian, Manchester City saat ini memimpin di puncak dengan delapan poin sebagai satu-satunya klub terkalahkan di divisi ini.

Sedangkan Bundesliga dan Ligue 1, baik Bayern Muencehn dan PSG kembali pimpin puncak klasemen. Dibandingkan dengan Serie A, di mana hanya lima poin memisahkan posisi pertama sampai keempat, gelar masih sangat sukar diprediksi.

Bahkan, Lazio-pun yang ada di urutan kelima cuma berselisih tujuh poin dari Napoli di puncak. Andai Serie-A bisa terus seperti ini sampai minimal Februari, keseruan dan drama akan terjadi tiap pekannya.

Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya