Liputan6.com, Milan - Bek legendaris AC Milan, Alessandro Nesta berkesempatan melatih tim papan bawah Serie A, Crotone. Klub yang tengah berada di peringkat 16 klasemen itu baru saja ditinggal Davide Nicola, yang memutuskan mengundurkan diri, Rabu (6/12/2017).
Peluang ini cukup bagus untuk Nesta yang saat ini tengah menganggur. Ia baru saja meletakkan jabatannya sebagai pelatih klub NASL, Miami FC, belum lama ini.
Advertisement
Baca Juga
Selama melatih klub Liga Amerika itu, ia mencatatkan 35 kemenangan, 16 hasil seri, dan 20 kekalahan. Namun, sejauh ini, Nesta yang membela AC Milan pada periode 2002-2012 belum memberikan penjelasan.
Selain Nesta, yang dua kali membawa AC Milan juara Liga Champions, ada beberapa kandidat lainnya yang berpotensi ditunjuk Crotone. Mereka adalah Stefano Colantuono, Walter Zenga, Domenico Di Carlo, dan Giovanni De Biassi. Untuk yang disebut terakhir ini, menurut Sky Sport Italia, kabarnya sudah dikontak oleh Crotone.
De Biasi sebelumnya melatih klub Liga Spanyol, Alaves. Namun ia dipecat pekan lalu setelah kalah dari Eibar di markas sendiri. Di bawah asuhannya, Alaves terpuruk di dasar klasemen.
Sebelum melatih Alaves, De Biasi juga sempat melatih timnas Albania dan meloloskan negara itu ke Piala Eropa 2016. Pengalamannya itu diyakini yang membuat Crotone tertarik.
Nicola Tak Senang Diintervensi Presiden Crotone
Sementara itu, menurut keterangan Presiden Crotone, Gianni Vrenna, Nicola diketahui mundur karena pergi ke ruang ganti saat jeda turun minum, untuk menyemangati para pemainnya, saat timnya kalah 0-3 melawan Udinese di markas sendiri di Stadion Ezio Scida akhir pekan lalu. Disebut-sebut, Nicola tidak senang dengan sikap Vrenna tersebut.
“Saat jeda paruh waktu, saya pergi ke ruang ganti untuk membakar semangat para pemain dan dia merasa intervensi itu mengangkanginya. Saya pikir itu wajar saja, karena sebagai presiden saya punya hak dan kewajiban untuk ikut campur ketika keadaan tidak berjalan baik, untuk memotivasi tim,” jelasnya.
Advertisement
Selamatkan Crotone
Nicola sendiri berjasa menyalamatkan Crotone dari jurang degradasi musim lalu. Musim ini, Squali (julukan Crotone) baru mengumpulkan 12 poin dari 15 pertandingan yang sudah dimainkan.
“Saya hargai keputusan pelatih, tapi saya tidak setuju dengan sikapnya itu,” tambah Vrenna. (Abul Muamar)