Aturan Bulu Tangkis Baru BWF Banjir Kritik

Aturan BWF itu dinilai berpotensi membuat pemain rentan cedera.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2017, 21:30 WIB
Diterbitkan 08 Des 2017, 21:30 WIB
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
Ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, menelan kekalahan pada laga kedua Grup A BWF Super Series Finals 2016 di Dubai, UEA, Kamis (15/12/2016). (PBSI)

Liputan6.com, New Delhi - Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) telah menerbitkan aturan baru yang bakal diterapkan pada tahun depan. Perubahan itu meliputi struktur poin untuk perhitungan peringkat dunia, aturan teknis partisipasi atlet pada suatu turnamen, dan hadiah uang dari sebuah turnamen.

Satu hal yang menjadi perhatian adalah partisipasi atlet bulu tangkis pada suatu turnamen. Dalam regulasi baru yang dibeberkan dalam laman resmi bwfcorporate menyebut setidaknya para pemain akan diwajibkan minimal mengikuti 12 turnamen dalam satu tahun.

Aturan tersebut berlaku untuk 15 pemain tunggal putra dan 10 pasangan ganda putra teratas dunia. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, mereka bakal dijatuhi sanksi dari BWF.

Hal inilah yang memicu beragam komentar, salah satunya muncul dari pelatih bulu tangkis India, Pullela Gopichand. Dalam sebuah kesempatan dia mengaku tidak setuju dengan aturan baru tersebut.

"Saya pikir BWF terlalu menjadwalkan banyak turnamen dalam kalender. Sangat disayangkan jenis pemikiran yang dituangkan oleh BWF, dan saya tidak setuju dengan aturan yang mereka buat untuk pemain bermain dalam banyak turnamen," keluh Gopichand dikutip dari India Times, Jumat (8/12/2017).

Tidak Membantu Pemain

"Dengan adanya aturan baru ini, maka itu tidak akan membantu pemain. Karena mereka harus berpartisipasi dalam banyak turnamen. Ini sangat rentan dengan cedera. Ada banyak cara untuk memastikan olahraga dipromosikan, dan memaksa pemain bermain bukanlah ide yang bagus," cetusnya.

Di bagian terpisah, legenda bulu tangkis India, Prakash Padukone ikut mengomentari polemik mengenai hal tersebut. "Aturan baru BWF 2018 telah memberikan tekanan tersendiri buat para pemain top dunia," ujarnya.

 

Rawan Cedera

Parakash juga menyebut, aturan ini berpotensi membawa para pemain top dunia rawan cedera. Hal ini karena para pemain akan mati-matian untuk memperbaiki rangking agar tak mendapat sanksi

"BWF telah menempatkan para pemain top di bawah tekanan yang tidak perlu dan mempertaruhkan mereka ke dalam pusaran turnamen penuh cedera. Para pemain bekerja keras untuk memperbaiki ranking, tetapi sekarang menjadi beban jika masuk ke dalam peringkat 15 besar dunia," jelas Padukone. (David Permana)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya