Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, berharap segera menemukan kompisisi ganda campuran terbaik supaya tak terus mengandalkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Baca Juga
Advertisement
Langkah Tontowi/Liliyana di BWF Super Series Finals 2017 terhenti di babak semifinal. Peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut takluk dari ganda China, Zheng Siwei/Chen Qingchen. Impian Owi/Butet meraih gelar pertama di turnamen tersebut terpaksa pupus lagi.
“Hasil di Dubai itu mungkin memang hasil maksimal buat Tontowi/Liliyana, mengingat dari usia mereka. Tahun depan mereka mungkin masih bisa main untuk jangka pendek, karena sifat profesionalisme mereka yang sangat baik,” tutur Susy, seperti dilansir situs PBSI, Selasa (19/12/2017).
“Saat ini kami mencari komposisi pasangan ganda campuran yang terbaik, yang diharapkan bisa segera ke atas, karena sudah tidak bisa menunggu lagi. Kita tidak bisa mengandalkan Tontowi/Liliyana terus,” kata Susy.
Salah satu upaya dilakukan tim ganda campuran dengan mencerai pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto. Laga di Dubai menjadi yang terakhir bagi pasangan yang sudah berduet kurang lebih empat tahun ini.
“Penampilan Praveen/Debby di turnamen terakhir memang kurang memuaskan. Mereka memang butuh penyegaran, sepertinya memang stuck. Seharusnya Praveen/Debby bukan hanya menjadi pelapis Tontowi/Liliyana, tapi juga mendampingi dan bisa berbagi beban,” ujar Susy.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir masih menjadi andalan utama Indonesia di sektor ganda campuran pada 2017. Bukti yang terbesar, mereka berhasil menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mampu jadi kampiun di Kejuaraan Dunia 2017.