Liputan6.com, Jakarta - Serangan terhadap mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Salisbury, 4 Maret lalu memperuncing hubungan Inggris dan Rusia. Belakangan, aksi boikot sejumlah negara terhadap perhelatan Piala Dunia 2018 di mulai merebak.
Inggris Raya belum lama ini memang dikejutkan oleh upaya pembunuhan mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan anak perempuannya, Yulia Skripal. Keduanya kritis setelah diracun dengan nerve agents toxin atau racun saraf. Gas yang menyebar juga mengakibatkan sebanyak 24 warga Inggris lainnya terdampak efek racun mematikan itu.
Advertisement
Baca Juga
Inggris meminta Rusia bertanggung jawab atas insden tersebut. Bahkan Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, seperti dilansir The Sun, pekan lalu, menyatakan bahwa Pangeran William dan seluruh pejabat pemerintah Inggris menolak untuk ikut ambil bagian dalam semua kegiatan pada pentas sepak bola akbar empat tahunan tersebut.
Aksi Theresa May belakangan mendapat dukungan dari negara lain. Presiden Polandia, Andrzej Duda, yang pertama kali memberi dukungan terhadap May dengan menolak hadir pada upacara pembukaan Piala Dunia, 14 Juni 2018.
The Sun melaporkan, aksi ini mendapat dukungan dari negara-negara lain. Islandia, Denmark, Swedia, Australia, dan Jepang, juga berniat menolak undangan yang dilayangkan Moskow. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.
Penyelidikan Terus Berlangsung
Polisi sampai saat ini masih terus menyelidiki insiden yang menimpa Sergei dan putrinya. Pihak berwajib masih terus mengumpulkan bukti-bukti terbaru mengenai serangan tersebut. Polisi tengah mempelajari rekaman CCTV untuk mencari tahu kapan dan di mana kedua korban diracun pertama kali. Polisi sementara mencurigai ayah dan putri tersebut diracun di mobil BMW 320 D milik Sergei, setelah menemukan kandungan racun di gagang pintunya.
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, mendesak agar Pangeran William tidak menghadiri Piala Dunia musim panas ini. Sementara anggota parlemen Inggris, Ian Austin, juga mendukung aksi boikot tersebut.
"Hebat bisa melihat solidaritas dari sekutu kami untuk hal ini. Adalah tepat langkah pemerintah untuk tidak memberikan bantuan kepada (Vladimir) Putin untuk menggunakan Piala Dunia bagi kemuliaan dirinya sendiri."
Advertisement