Pemerintah 6 Negara Ancam Boikot Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018 akan berlangsung di Rusia mulai Juni-Juli mendatang.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 27 Mar 2018, 20:10 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 20:10 WIB
Adidas Telstar 18
Kiper timnas Spanyol, David De Gea dan Pepe Reina mengeluhkan kualitas dari Adidas Telstar 18 yang akan digunakan di Piala Dunia Rusia 2018. (AFP/Arsen Galstyan)

Liputan6.com, Jakarta - Serangan terhadap mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Salisbury, 4 Maret lalu memperuncing hubungan Inggris dan Rusia. Belakangan, aksi boikot sejumlah negara terhadap perhelatan Piala Dunia 2018 di mulai merebak. 

Inggris Raya belum lama ini memang dikejutkan oleh upaya pembunuhan mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan anak perempuannya, Yulia Skripal. Keduanya kritis setelah diracun dengan nerve agents toxin atau racun saraf. Gas yang menyebar juga mengakibatkan sebanyak 24 warga Inggris lainnya terdampak efek racun mematikan itu. 

Inggris meminta Rusia bertanggung jawab atas insden tersebut. Bahkan Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, seperti dilansir The Sun, pekan lalu, menyatakan bahwa Pangeran William dan seluruh pejabat pemerintah Inggris menolak untuk ikut ambil bagian dalam semua kegiatan pada pentas sepak bola akbar empat tahunan tersebut. 

Aksi Theresa May belakangan mendapat dukungan dari negara lain. Presiden Polandia, Andrzej Duda, yang pertama kali memberi dukungan terhadap May dengan menolak hadir pada upacara pembukaan Piala Dunia, 14 Juni 2018. 

The Sun melaporkan, aksi ini mendapat dukungan dari negara-negara lain. Islandia, Denmark, Swedia, Australia, dan Jepang, juga berniat menolak undangan yang dilayangkan Moskow. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. 

 

 

 

Penyelidikan Terus Berlangsung

Trofi Piala Dunia 2018-Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden FIFA, Gianni Infantino saat memperlihatkan trofi Piala Dunia dalam pembukaan upacara "FIFA World Cup Trophy Tour" di stadion Luzhniki di Moskow (9/9). (AFP Photo/Mladen Antonov)

Polisi sampai saat ini masih terus menyelidiki insiden yang menimpa Sergei dan putrinya. Pihak berwajib masih terus mengumpulkan bukti-bukti terbaru mengenai serangan tersebut. Polisi tengah mempelajari rekaman CCTV untuk mencari tahu kapan dan di mana kedua korban diracun pertama kali. Polisi sementara mencurigai ayah dan putri tersebut diracun di mobil BMW 320 D milik Sergei, setelah menemukan kandungan racun di gagang pintunya. 

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, mendesak agar Pangeran William tidak menghadiri Piala Dunia musim panas ini. Sementara anggota parlemen Inggris, Ian Austin, juga mendukung aksi boikot tersebut. 

"Hebat bisa melihat solidaritas dari sekutu kami untuk hal ini. Adalah tepat langkah pemerintah untuk tidak memberikan bantuan kepada (Vladimir) Putin untuk menggunakan Piala Dunia bagi kemuliaan dirinya sendiri."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya