Liputan6.com, Jakarta - Pekan perdana Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak telah rampung. Ada beberapa kejadian serta fakta menarik yang membuka kompetisi 2018.
Madura United untuk sementara memimpin klasemen sementara Liga 1. Tim berjuluk Laskar Sapeh Kerrab tersebut menjadi satu-satunya tim yang berhasil mencetak tiga gol kala menang 3-1 melawan Barito Putera.
Advertisement
Baca Juga
Menurut catatan Labbola, Madura United memiliki persentase penguasaan bola sebanyak 66 persen saat melawan Barito Putera. Itu sekaligus menjadikan Laskar Sapeh Kerrab sebagai salah tim yang paling unggul mengusai jalannya pertandingan. Madura United bersanding bersama Mitra Kukar, yang juga meraih 66 persen saat menahan imbang 2-2 tuan rumah Arema FC.
Fakta menarik Liga 1 yang lain ialah saat Bali United melancarkan sebelas tembakan ke gawang PSMS Medan. Dari jumlah tersebut, hanya satu yang berbuah gol.
Catatan tersebut sekaligus menjadikan kiper PSMS, Abdul Rohim, sebagai penjaga gawang yang paling banyak melakukan penyelamatan di pekan pertama Liga 1. Pemain berusia 21 tahun itu mengoleksi sepuluh saves.
Persib Kalah Segalanya dari PS TIRA
Pekan pembuka tidak berlangsung menyenangkan untuk Persib. Selain ditahan imbang 1-1 PS TIRA, tim berjuluk Pangeran Biru itu kalah segalanya dari torehan statistik.
Dari persentase penguasaan bola, misalnya. Pangeran Biru hanya membukukan 36 persen ball possesion. Selain itu, tiga shots on target Persib, kalah jauh dari PS TIRA yang menorehkan tujuh tendangan ke arah gawang.
Terkait akurasi operan, Persib juga harus mengakui keunggulan PS TIRA. Kalau Pangeran Biru mencatatkan 69 persen, akurasi passing armada Rudy Eka Priyambada mencapai 78 persen.
Advertisement
Iwan Setiawan Dipecat
Sehari setelah berakhirnya seluruh pertandingan Liga 1, Borneo FC memecat pelatih Iwan Setiawan. Keputusan ini terjadi setelah tim berjuluk Pesut Etam tersebut ditahan imbang Sriwijaya FC 0-0
Saat pertandingan Borneo FC melawan Sriwijaya FC selesai, Iwan terlibat konfrontasi dengan suporter, Pusamania. Para pendukung yang tidak puas dengan penampilan klub kebanggaannya, menuntut arsitek berusia 49 tahun itu untuk mundur.