Liputan6.com, Jakarta Kegagalan Juventus ke semifinal Liga Champions 2018 jadi bahan perdebatan. Keputusan wasit memberikan penalti kepada Real Madrid di masa injury time menuai pro dan kontra. Bahkan, campur tangan mafia disebut-sebut telah mempengaruhi hasil duel tersebut.Â
Juventus tampil spartan saat bertandang ke markas Real Madrid, Santiago Bernabeu, Rabu (11/4/2018) atau Kamis dinihari WIB. Tertinggal 0-3 pada leg pertama babak perempat final, Si Nyonya Tua justru tampil mengejutkan saat menyambangi markas lawan.Â
Advertisement
Baca Juga
Tanpa striker andalannya, Paulo Dybala, Juventus mampu membombardir gawang Real Madrid. Tiga gol pun besarang di jala Los Blancos hingga memasuki babak injury time. Masing-masing lewat sentuhan Mario Mandzukic (2' dan 29') dan Blaise Matuidi (60').
Agregat berubah menjadi 3-3. Namun harapan Juventus untuk berjuang melalui babak tambahan sirna saat wasit, Michael Oliver menunjuk titik putih pada menit ke-93. Wasit asal Inggris tersebut menilai Medhi Benatia telah melanggar Lucas Vazquez di kotak terlarang.
Keputusan ini langsung disambut protes para pemain Juventus, termasuk kiper Gianluigi Buffon. Namun Oliver bergeming, bahkan melayangkan kartu merah kepada Buffon. Cristiano Ronaldo yang menjadi eksekutor tidak menyia-nyiakan kesempatan.Â
Meski akhirnya kalah 1-3 di Santiago Bernabeu, gol Ronaldo menjadi tiket Real Madrid ke semifinal. Sebab agregat menjadi 4-3 untuk keunggulan Los Blancos.Â
Â
Â
Â
Â
Mafia Bermain?
Beragam pro dan kontra bermunculan. Utamanya yang membahas perlu tidaknya wasit memberikan penalti kepada Real Madrid atas pelanggaran yang dilakukan Benatia.Â
Mantan kiper Paraguay, Jose Luis Chilavert, bahkan tidak ketinggalan. Meski tidak pernah bersinggungan dengan kedua tim ini, Chilavert ikut menyumbang pandangannya.Â
Lewat media sosial Twitter, penjaga gawang bernaluri penyerang itu menuding keterlibatan mafia dalam duel Real Madrid Vs Juventus. "Mafia sepak bola telah memastikan bahwa Juventus tidak akan lolos," tulis Chilavert lewat akun @JoseLChilavert_ miliknya.Â
La mafia del fútbol lo deja fuera a la Juventus.
— José Luis Chilavert (@JoseLChilavert_) April 11, 2018
Â
Chilavert memang tidak menjelaskan lebih jauh terkait keterlibatan mafia tersebut. Namun setidaknya komentar ini menunjukkan ketidakpuasannya terhadap kegagalan Juventus.Â
Advertisement
Siapa Chilavert?
Sementara itu, Chilavert menghabiskan mayortias karier sepak bolanya di Amerika Latin. Dia baru mencicipi sepak bola Eropa saat memperkuat Real Zaragoza 1988-1991.Â
Selain piawai dalam menghalau bola, Chilavert memiliki tendangan yang akurat. Sepanjang karier profesionalnya, Chilavert mengemas 67 gol-sebagian tercipta di saat-saat genting.Â
Namanya kian bersinar saat memperkuat timnas Paraguay. Pada Piala Dunia 1998, Chilavert nyaris menjebol gawang Bulgaria lewat tendangan bebas. Paraguay berhasil lolos ke babak 16 besar sebelum akhirnya dikandaskan Prancis lewat golden goal Laurent Blanc.Â
Chilavert juga dikenal tempramental. Pada Piala Dunia 2002, Chilavert kedapatan meludahi bek Timnas Brasil, Roberto Carlos. Akibatnya dia dilarang tampil empat pertandingan.Â
Â
Â