Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 50 atlet dan ofisial menghilang setelah perhelatan Commonwealth Games 2018 di Asutralia. Pihak berwenang pun telah dikerahkan untuk mencari keberadaan mereka.
Lebih dari 6600 atlet teracatat mengikuti 2018 Commonwealth Games yang berlangsung di Gold Coast, Australia 4-15 April lalu. Namun sebagian dari atlet tersebut, termasuk yang berasal dari Kamerun, sama sekali tidak pernah muncul selama perhelatan berlangsung.
Advertisement
Baca Juga
Setelah Commonwelth Games berakhir, sejumlah atlet dan ofisial juga tidak kembali ke negaranya. Mereka bertahan di Australia dan tidak melapor ke imigrasi. Seperti dilansir AS, sebanyak 190 orang meminta visa perlindungan yang diperuntukkan bagi pengungsi.
Dutton mengatakan, proses pencarian telah dilakukan. Polisi telah dikerahkan untuk mencari dan membawa atlet dan staf tersebut ke tahanan imigrasi untuk selanjutnya dideportasi.
Sebelumnya, akreditasi yang diberikan kepada atlet yang berlaga di Commonwealth Games sebenarnya hanya berlaku sebagai visa singkat. Menurut Ketua OC, Peter Beattie, pihaknya juga telah bekerjasama dengan otoritas Australia dalam mendorong 6000 atlet yang telah memiliki akreditasi agar tidak melewati masa visa yang sudah ditentukan.
Berbeda bagi para atlet dan ofisial yang mengajukan permohonan visa perlindungan. Mereka diizinkan untuk menetap sementara waktu menunggu hingga proses permohonan rampung.
Bukan Kejadian Pertama
Sementara itu, bukan kali ini saja atlet dan ofisial menghilang usai perhelatan Commonwealth Games. Sebelumnya insiden yang sama juga pernah terjadi, seperti saat ajang ini berlangsung di Manchester 2002, Melbourne 2006, dan Glasgow 2014.
Sebagian dari mereka biasanya memanfaatkan melewati batas tinggal yang ditetapkan. Sementara sebagian lagi memilih kabur dari kampung atlet. Namun jumlah mereka biasanya hanya puluhan, tidak seperti Commonwealth Games Gold Coast yang mencapai ratusan.
Lihat juga video menarik di bawah ini:
Advertisement