5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Duel Timnas Indonesia vs Malaysia

Informasi penting mengenai riwayat rivalitas Timnas Indonesia dan Malaysia hingga harga tiket pertandingan.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 04 Sep 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 20:00 WIB
Timnas Indonesia Vs Timor Leste
Suporter Timnas Indonesia memberikan dukungan saat melawan Timor Leste pada laga Piala AFF 2018 di SUGBK, Jakarta, Selasa (13/11). Indonesia menang 3-1 atas Timor Leste. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Dua musuh bebuyutan, yakni Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia kembali bertemu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Kedua tim akan bertarung pada grup G babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.

Kedua negara sama-sama punya mimpi tampil di Piala Dunia. Namun mewujudkannya tentu tidak semudah membalik telapak tangan, sebab jalan menuju babak utama masih panjang. 

Seperti diketahui, ronde kedua babak penyisihan Piala Dunia 2022 zona Asia diikuti 40 tim yang terbagi dalam delapan grup. Selain Indonesia dan Malaysia, grup ini juga dihuni oleh Uni Emirat Arab, Thailand, dan Vietnam. Yang berhak lolos ke babak berikutnya hanyalah juara grup dan empat runner up terbaik. Juara grup juga otomatis lolos ke Piala Asia 2023. 

Meski demikian bukan berarti duel Timnas Indonesia vs Malaysia tidak penting. Rivalitas yang meningkat dalam satu dekade terakhir membuat laga ini diprediksi bakal sengit. 

Timnas Indonesia yang menjadi tuan rumah tentu tidak ingin dipermalukan di depan publik sendiri. Sementara Malaysia juga enggan melewatkan laga pembuka tanpa poin.

Namun sebelum menyaksikan pertandingan timnas Indonesia vs Malaysia nanti, ada beberapa hal menarik yang perlu Anda tahu. Apa saja? Simak ulasannya di bawah ini: 

 

 

Adu Kuat Pemain Impor

Timnas Indonesia Vs Filipina
Striker Timnas Indonesia, Beto Gonvcalves, saat melawan Filipina pada laga Piala AFF 2018 di SUGBK, Jakarta, Minggu (25/11). Kedua negara bermain imbang 0-0. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Pada pertemuan kali ini, baik Timnas Indonesia dan Malaysia sama-sama diperkuat pemain naturalisasi. Bagi timnas Indonesia, langkah ini sudah diambil mulai Piala AFF 2010 lalu dan terus berlanjut hingga saat ini. Tujuannya untuk meningkatkan prestasi timnas, meski pada kenyataannya tidak banyak perubahan yang bisa didapat dari strategi ini. 

Menghadapi babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia kali ini, pelatih Simon McMenemy juga menerapkan strategi sama. Dari 23 nama yang dipanggil oleh pelatih asal Skotlandia itu, empat di antaranya, yakni Victor Igbonefo, Stefano Lilipaly, Alberto Beto Gonvalves, dan Osas Saha. Sebelumnya, McMenemy sempat memanggil Greg Nwokolo. Namun karena kurang fit, Greg dikembalikan ke Madura United dan diganti Saddil Ramdani. 

Harimau Malaya juga tidak lagi murni dihuni pemain asli Malaysia. Ada 4 pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Malaysia, yakni Mohamadou Sumareh  (Gambia), Matthew Davies (Australia), La'Vere Corbin-Ong (Inggris), dan Brendan Gan (Australia). Kehadiran pemain-pemain impor ini tentu layak jadi perhatian tambahan bagi para pemain timnas Indonesia.

Mendominasi tapi Kalah Prestasi

Timnas Indonesia
Para pemain Timnas Indonesia hanya bisa terdiam, kontras dengan timnas Malaysia usai membobol gawang Indonesia di final leg kedua Piala AFF 2010 di Jakarta. (AFP/Bay Ismoyo)

Sepanjang sejarah Timnas Indonesia setidaknya sudah 95 kali bertemu Malaysia di berbagai ajang. Tim Merah Putih mendominasi dengan merebut 39 kemenangan. Sedangkan Malaysia memenangkan 35 laga dan sisanya sebanyak 21 pertandingan berakhir dengan skor imbang.

Ini menjadi duel antarnegara sesama negara Asia Tenggara terbanyak dalam sejarah. 

Meski berkali-kali bertemu di ajang regional, Timnas Indonesia dan Malaysia ternyata baru sekali berduel di kualifikasi Piala Dunia. Momen tersebut terjadi pada 3 Maret 1977 pada perjalanan menuju Piala Dunia 1978 di Argentina. Saat itu, kedua tim bermain imbang 0-0.

Meski lebih mencatat kemenangan lebih banyak dari Malaysia, prestasi timnas Merah Putih tidak lebih baik. Koleksi trofi Negeri Jiran justru lebih banyak dari timnas Indonesia. 

Di level Asia Tenggara, Malaysia setidaknya pernah menjuarai Piala AFF. Prestasi ini diraih pada tahun 2010. Saat itu, Malaysia yang dibantai 5-1 pada babak penyisihan grup keluar sebagai juara usai mengalahkan tim yang sama, Indonesia di final dengan agregat 4-2.   

Malaysia juga masih lebih unggul dari Indonesia dalam koleksi medali emas SEA Games untuk cabang olahraga sepak bola. Hingga saat ini, Malaysia sudah mengumpulkan setidaknya enam keping, yakni pada tahun 1961, 1977, 1979, dan 1989, 2009, dan 2011. 

Sedangkan Indonesia baru dua kali merebut emas yakni pada SEA Games 1987 dan 1991.

 

Memanas Hingga ke Level Junior

Barracuda
Barracuda (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Rivalitas Indonesia dan Malaysia terdengar lebih nyaring dalam satu dekade terakhir. Ini menyusul kehadiran media sosial yang membuat provokasi tidak berhenti di lapangan saja. Saling ejek di media sosial bukan hal yang baru lagi setiap kedua tim akan bertanding. 

Meski negara serumpun, rivalitas di lapangan hijau antara Malaysia dan Indonesia sebenarnya sudah mengakar lama. Jauh sebelum media sosial berkembang, pertandingan Malaysia dan Indonesia selalu berbeda dari yang lainnya. Tidak hanya sekedar mencari kemenangan, pertarungan seakan jadi ajang pertaruhan harkat dan martabat bangsa. 

Ketegangan politik antarkedua negara pada tahun 1960 juga ikut menular ke lapangan. Slogan 'Ganyang Malaysia' yang dilontarkan Presiden Republik Republik Indonesia Soekarno dalam sebuah pidato politik di Jakarta secara tidak langsung telah menjadi penyemangat bagi Tim Merah-Putih saat akan berhadapan dengan timnas Malaysia.

Dalam satu dekade terakhir, rivalitas kedua negara kembali memanas. Tidak hanya di level senior, ketegangan juga menjalar hingga ke level kelompok umur.  Pengalaman buruk lainnya dilalui oleh Timnas Malaysia U-19 saat tampil di Sidoarjo, Jawa Timur, tahun lalu. Penonton juga sempat melempari mereka usai mengalahkan timnas Indonesia.

Isu keamanan sempat membuat Timnas Malaysia dua kali dievakuasi dengan mobil lapis baja, barracuda. Penggunaan barracuda diawali saat Timnas Malaysia berhasil merebut Piala AFF 2010 di Jakarta. Usai final leg kedua yang berlangsung di SUGBK, para pemain dan official Harimau Malaya terpaksa dipulangkan dengan kendaraan lapis baja demi keamanan.

Langkah ini kembali diambil saat Timnas Malaysia U-23 mengalahkan Indonesia di final SEA Games 2011. Usai laga, tim Negeri Jiran kembali dipulangkan naik kendaraan lapis baja.

PSSI rencananya tidak akan menyiapkan lagi barracuda pada pertandingan timnas Indonesia vs Malaysia. PSSI menjamin keamanan tim tamu saat tiba dan pulang dari SUGBK, Senayan.

 

Disiarkan TV Plat Merah

Timnas Indonesia Vs Vanuatu
Striker Timnas Indonesia, Irfan Bachdim, mengontrol bola saat melawan Vanuatu pada laga persahabatan di SUGBK, Jakarta, Sabtu (15/6). Indonesia menang 6-0 atas Vanuatu. (Bola.com/Yoppy Renato)

PSSI akhirnya menyerahkan hak siar timnas Indonesia ke tangan Mola TV. Tidak hanya timnas senior, tapi juga timnas kelompok umur. Artinya semua pertandingan yang melibatkan timnas Indonesia akan disiarkan stasiun televisi berbayar berbasis internet itu.

Namun agar dapat diakses seluruh lapisan masyarakat, Mola TV menggandeng TVRI untuk menayangkan Kualifikasi Piala Dunia 2022, termasuk duel Timnas Indonesia vs Malaysia.

Berikut jadwal siaran langsungnya:

Kamis, 5 September 2019

19.30 WIB: Indonesia vs Malaysia

Venue: Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta

Live: TVRI/Mola TV

 

Harga Tiket

Aksi Suporter Garuda Saat Dukung Timnas Indonesia Melawan Timor Leste
Suporter tim Garuda membentangkan bendera Merah Putih jelang menyaksikan laga Timnas Indonesia melawan Timor Leste pada penyisihan grup B Piala AFF 2018 di Stadion GBK, Jakarta, Selasa (13/11). Indonesia unggul 3-1. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Animo penonton yang hendak menyaksikan duel Timnas Indonesia vs Malaysia terbilang besar. PSSI telah menyiapkan sekitar 66.433 ribu tiket untuk laga ini.

Sebanyak 3500 di antaranya bakal dialokasikan bagi pendukung tim lawan yang bisa dibeli di kantor Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM).

Hingga kemarin, setidaknya 40 ribu tiket sudah dipesan calon pembeli. Tiket ini bisa dibeli lewat situs PSSI dan aplikasi KitaGaruda. Penjualan pun akan dilakukan sampai menjelang hari pertandingan.

Mengenai harga tiket, cek rinciannnya di bawah ini:

VIP Barat: Rp1 juta

VIP Timur: Rp750 ribu

Kategori 1: Rp350ribu

Kategori 2: Rp175 ribu

Kategori 3: Rp125 ribu

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya