Seria A Berantas Rasialisme dengan Rasialisme, Apa Jadinya?

Seni memang ampuh dalam menyampaikan pesan, tapi jangan sampai kebablasan seperti kasus yang tengah menimpa Serie A Italia.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 17 Des 2019, 19:05 WIB
Diterbitkan 17 Des 2019, 19:05 WIB
Romelu Lukaku
Striker Inter Milan Romelu Lukaku berjibaku dengan bek AS Roma Chris Smalling pada laga Serie A di Stadio Giuseppe Meazza, Jumat (6/12/2019) atau Sabtu dini hari WIB. (AP Photo/Luca Bruno)

Liputan6.com, Jakarta Seni selama ini dianggap sangat ampuh dalam menyampaikan sebuah pesan. Tidak terkecuali kampanye terhadap penyakit kornis rasialisme yang tengah menggerogoti sepak bola. Hanya saja, pilihan Serie A sepertinya kebablasan. Bukannya menuai simpatik, pemilihan tema lukisan monyet justru dianggap sebagai bagian penghinaan rasial.  

Sepak bola Italia memang tengah menjadi sorotan atas aksi rasialisme yang dilakukan para suporter garis keras. Sudah banyak korbannya. Salah satunya, Romelu Lukaku yang musim ini bergabung dengan Inter Milan. Pemain asal Belgia itu pernah diteriaki monyet saat timnya tengah berhadapan dengan Cagliari beberapa waktu lalu. 

Seperti dilansir BBC, Serie A belum lama ini menyatakan perang dengan aksi seperti ini. Mereka lalu meluncurkan kampanye antirasialisme untuk memeranginya dengan meluncurkan poster 'No To Racism' dengan latar belakangan lukisan tiga ekor monyet yang bagian wajahnya dicat menggunakan warna khas klub-klub peserta Serie A.

 

Namun bukannya mendapat simpatik, poster yang diluncurkan Serie A justru menuai kritik dari klub peserta.

"Seni bisa sangat ampuh, tapi kami sangat tidak setuju dengan penggunaan lukisan tiga ekor monyet melawan rasialisme," bunyi pernyataan resmi AC Milan terkait poster tersebut. Klub menambahkan, mereka sangat terkejut saat mengetahui. Menurut AC Milan, pihak Serie A seharusnya berkonsultasi dulu dengan peserta sebelum meluncurkannya.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

Menuai Kritik

AS Roma Vs Wolfsberg
Para pemain AS Roma merayakan gol yang dicetak Diego Perotti ke gawang Wolfsberg pada laga Liga Europa di Stadion Olimpico, Roma, Rabu (12/12). Kedua klub bermain imbang 2-2. (AFP/Filippo Monteforte)

AS Roma tidak kalah terkejutnya. Tim ibu kota juga mempertanyakan poster tersebut. 

"Kami paham kalau poster itu untuk menangkal rasialisme, tapi kami pikir ini bukan jalan yang tepat," tulis Roma. 

Kritik juga disampaikan oleh mantan pemain Premier League, Sylvain Distin. Menurutnya, langkah Serie A dalam memerangi rasialisme justru jadi bumerang. "Sama sekali tidak masuk akal bagi saya, dan saya sudah berusaha membaca semua wawancara dengan seninam yang membuatnya. Benar bila dia telah membuat banyak gambar dan lukisan dan karya seni seputar monyet dalam lima atau enam tahun terakhir. Dari apa yang dikatakan seniman itu, sepertinya dia menganggap kita semua adalah monyet. Tapi tetap saja itu bukan jalan yang benar," katanya.

"Saya tidak mengerti, bagaimana Anda memerangi rasialisme dengan sesuatu yang justru kelihatan rasialisme." 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya