Liputan6.com, Lausanne - River Plate akhirnya bisa bernapas lega dan benar-benar merayakan keberhasilan merebut trofi Copa Libertadores 2018. Pesta kini sudah bisa dilanjutkan menyusul keputusan CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga Dunia) yang menolak gugatan klub rival, Boca Juniors.
Sengketa bermula saat leg kedua final yang seharusnya berlangsung di El Monumental Stadium, November 2018 batal. Pihak penyelenggara tidak jadi menggelar duel ini menyusul penyerangan yang suporter River Plate terhadap bus pemain Boca. Insiden ini menyebabkan sejumlah pemain cedera.
Pertandingan kemudian digeser ke Madrid, Spanyol. Dalam pertandingan ini, River Plate menang dan mengubah agregat menjadi 5-2 setelah leg pertama sebelumnya berakhir imbang 2-2.
Advertisement
Boca Juniors tidak terima lalu melayangkan gugatan ke CAS. Mereka meminta agar CAS mendiskualifikasi River Plate akibat kericuhan yang dilakukan oleh suporternya.
Setelah setahun bergulir, CAS akhirnya mengeluarkan keputusan. Seperti dilansir AS, pengadilan olahraga yang bermarkas di Swiss itu memutuskan River Plate bersalah atas penyerangan bus Boca Juniors. Hanya saja, CAS menilai tuntutan diskualifikasi yang diajukan Boca Juniors terlalu berlebihan.
"Majelis CAS menemukan kalau River Plate telah melanggar kode disiplin CONMEBOL, tapi itu tidak sampai membuat River Plate didiskulaifikasi dari Copa Libertadores 2018 karena sanksi seperti itu terasa berlebihan untuk kasus seperti ini," bunyi pernyataan resmi pengadilan CAS.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
2 Laga Tanpa Penonton
Akibat kebrutalan suporternya, River Plate dihukum dua laga tanpa penonton. "Majelis menetapkan sanksi yang tepat kepada River Plate atas penyerangan bus adalah dua pertandingan tertutup yang diterapkan dalam dua laga Copa Libertadores berikutnya," sidang CAS menambahkan.
River Plate sendiri akan menjalani partai pembuka Grup D Copa Libertadores 2020 dengan bertandang ke markas Ecuador’s LDU Quito pada 5 Maret mendatang. Sedangkan laga kandang River Plate baru berlangsung pada 11 Maret melawan Binacional dan 23 April melawan Sao Paolo. Dan merujuk kepada sanksi yang diberikan CAS kepada River Plate, kedua laga ini dipastikan bakal berlangsung tertutup.
Advertisement
Tewas Dianiaya
Rivalitas Boca Juniors dan River Plate selama ini memang dikenal brutal. Peran holigan atau Barras Bravas membuat perseteruan kedua pendukung kerap diwarnai kekerasan.
Aksi Barras Bravas tidak hanya menyasar suporter tim lawan. Mereka juga tidak segan mengintimidasi para pemain agar melakukan hal yang mereka inginkan. Hal ini pernah dirasakan pemain asal Argentina, Oscar Ruggeri yang pernah bermain untuk kedua klub itu.
Setelah bermain imbang 2-2 di leg pertama final Copa Libertadores 2018, pertandingan kedua seharusnya berlangsung di markas River Plate, dua pekan lalu. Namun duel ini batal terlaksana setelah suporter River Plate menyerang bus Boca Juniors.
CONMBEOL sebagai penyelenggara kemudian memindahkannya ke Santiago Bernabeu, Madird. River Plate akhirnya keluar sebagai juara setelah menang dengan skor 3-1. Meski pertandingan berlangsung aman di Madrid, darah tetap saja mengalir di Argentina. Hanya gara-gara merayakan kemenangan tim kesayangannya, salah seorang suporter River Plate harus meregang nyawa dikeroyok fans lawan.