Liputan6.com, Jakarta Kaum muda ternyata rentan terkena infeksi virus corona penyebab COVID-19. Peringatan ini disampaikan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Hal tersebut diutarakan WHO mengingat kebanyakan peringatan lebih berfokus pada perlindungan kelompok yang rentan seperti lansia dan mereka yang memiliki masalah kesehatan bawaan.
Baca Juga
"Meskipun orang yang lebih tua adalah yang paling terdampak, orang yang lebih muda juga tidak diselamatkan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari Business Insiders Singapore pada Senin (23/2/2020).
Advertisement
Dia menambahkan, saat ini terlihat ada penambahan kasus corona COVID-19 secara signifikan pada orang-orang berusia di bawah 50 tahun.
"Anda tidak kebal. Virus corona ini membuat Anda masuk rumah sakit selama berminggu-minggu atau bahkan membunuh Anda," kata Tedros dalam konferensi persnya beberapa waktu lalu.
Berkaca dari Kaum Muda di Italia
Dr. Antonio Pesenti, Kepala unit perawatan krisis intensif di Lombardy, Italia, tempat COVID-19 paling mewabah di Eropa mengatakan, banyak kelompok usia muda yang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah.
"50 persen pasien di unit perawatan intensif kami, yang merupakan pasien terparah, berusia di atas 65 tahun. Namun itu berarti bahwa 50 persen dari pasien kami, lebih muda di bawah 65," kata Pesenti seperti dikutip dari Sky News.
Dia menambahkan, dalam perawatan, banyak pasien berusia 20 atau 30an tahun. Beberapa juga mengalami gejala parah seperti lansia.
Advertisement
Gejala Ringan
Pesenti mengungkapkan, alasan Italia memiliki angka kematian yang tinggi adalah karena tingginya populasi lansia. Namun, bukan berarti kelompok usia muda juga tidak akan terkena COVID-19 atau hanya mengalami gejala ringan.
Di Italia, hampir seperempat dari sekitar 28 ribu pasien COVID-19 berusia antara 19 sampai 50 tahun.
Tedros juga mengatakan bahwa meski seseorang tidak sakit, namun seseorang juga bisa berkontribusi pada kehidupan orang lain.
"Pilihan yang Anda ambil tentang ke mana Anda pergi bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati untuk orang lain," ujarnya. Selain itu, Tedros juga berterima kasih pada kaum muda yang menyebarkan kewaspadaan, bukan virusnya.
(Giovani Dio Prasasti/Fitri Syarifah)