Syarat Mengikuti Rapid Test Virus Corona Covid-19

Ada tiga kategori yang harus menjalani rapid test, yakni OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan), dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2020, 13:50 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2020, 13:50 WIB
Tenaga Medis Kota Bekasi Jalani Rapid Test Covid-19
Petugas menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Jakarta - Pemerintah Indonesia memilih melakukan rapid test sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran virus Corona Covid-19 di Indonesia. Langkah lainnya dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar dan physical distancing. 

Namun, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan rapid test? Dikutip dari covid19.go.id, Rapid Test atau tes cepat virus corona merupakan tes yang bertujuan mendeteksi dini kasus COVID-19 sehingga pemerintah bisa melakukan tindakan tepat untuk penyebaran virus.

Perlu diketahui, rapid test hanya dilakukan kepada orang yang berisiko tertular virus corona. Seperti pernah berkontak langsung dengan orang positif virus corona, pernah berada di negara penularan lokal, dan memiliki gejala demam atau gangguan sistem pernapasan.

Masyarakat tidak perlu melakukan tes cepat jika dalam keadaan sehat dan tidak ada kontak langsung dengan pasien corona covid-19.

Jadi, tidak semua orang wajib menjalani rapid test. Untuk mengikuti rapid test ada kriteria khususnya.

Ada tiga kategori yang harus menjalani rapid test, yakni OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan), dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Status tersebut akan di tentukan oleh petugas kesehatan.

Berikut penjelasan ketiga kategori tersebut yang dirangkum dari covid19.go.id.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

OTG (Orang Tanpa Gejala)

HIPMI
Rapid test.

Status OTG diberikan kepada masyarakat yang tidak menunjukan gejala tetapi pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif corona.

Bisa saja, orang tersebut tidak mengalami, atau merasakan gejala tertentu dan merasa sehat. Namun, karena dia tahu telah melakukan kontak dengan pasien positif covid-19, maka dia harus menjalani rapid test.

 

ODP (Orang Dalam Pemantauan)

Status ini diberikan kepada masyarakat yang mengalami demam tinggi diatas 38 derajat celcius atau pilek dan sakit tenggorokan seperti batuk. Dia harus waspada, karena itu merupakan gejala umum dari terjangkitnya corona covid-19.

Selain itu, status OPD juga ditetapkan kepada masyarakat yang pernah bearada di daerah dengan penularan lokal.

 

PDP (Pasien Dalam Pengawasan)

Ada tiga kondisi yang bisa ditetapkan sebagai PDP. Yang pertama adalah masyarakat yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pernah berada dalam daerah penularan lokal.

Yang kedua adalah orang yang megalami demam dan pernah berkontak dengan pasien positif. Dan, satu lagi adalah masyarakat yang mengalami ISPA berat atau pneumonia berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Sumber: covid19.go.id

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis Balwa Ramadhan/Editor Edu Krisnadefa)   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya