Jakarta - Dari mana asal-muasal julukan 'Si Kancil' untuk Riko Simanjuntak? Konon, panggilan tersebut diciptakan oleh penggemar Semen Padang. Kecepatan dan kecerdikan Kancil menggambarkan permainan sang pemain di atas lapangan.
Bagi kebanyakan pemain yang berasal dari Sumatera Utara, memulai karier profesional bersama PSMS Medan seolah wajib hukumnya. Tradisi itu juga berlaku bagi Riko Simanjuntak.
PSMS adalah klub pertama Riko pada 2012. Hanya bertahan semusim, pemain bertinggi 158 cm ini hijrah ke PS Bangka pada 2013 dan ke Gresik United pada 2015.
Advertisement
Kualitas Riko mulai diperhitungkan tatkala ia berseragam Semen Padang pada 2016. Aksinya menyisir sisi sayap kerap mengundang decak kagum.
Puncak kariernya terjadi bersama Persija Jakarta pada 2018. Ia langsung mengantar tim berjulukan Macan Kemayoran ke tangga juara. Berkat penampilan impresifnya, tiket menuju Timnas Indonesia pun berhasil digenggamnya.
Riko Simajuntak adalah bagian dari Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, namanya juga kerap tercantum.
Kini, Riko begitu loyal dengan Persija. Musim ini menjadi tahun ketiganya bersama Macan Kemayoran. Ia tidak tergiur dengan tawaran tim lain lantaran telah mencintai tim ini dan suporternya, The Jakmania.
"Saya memang sejak kecil ingin bermain di Persija. Setelah habis kontrak di Semen Padang ditawari beberapa klub dan bahkan ada tawaran harga yang lebih tinggi dari Persija seperti Sriwijaya FC, Bhayangkara FC, Mitra Kukar, dan Arema FC," ucap Riko dikutip Youtube Jebreeetmedia TV.
"Namun, dalam hati kecil saya ya Persija karena memang impian dari kecil dan juga basis suporter yang besar. Akhirnya, saya pilih Persija," jelasnya.
Transfermarkt mencatat, Riko Simanjuntak telah merangkum 88 penampilan di berbagai kejuaraan resmi. Dari jumlah itu, ia membukukan empat gol dan 40 assists.
Tak Sanggup Menolak Pinangan Kedua dari Persija
Untuk mengimbangi Novri Setiawan di posisi penyerang sayap kiri, Persija perlu mendatangkan winger baru yang kualitasnya tidak berbeda jauh. Pilihan jatuh kepada Riko Simanjuntak. Selain konon harganya tidak mahal karena timnya baru terdegradasi, usianya juga terhitung muda, 25 tahun.
Belakangan, terkuak fakta bahwa Riko tak mampu menolak tawaran yang kedua kalinya dari Persija setelah pinangan pertama ditampiknya pada 2015.
"Ketika saya bermain di PS Bangka, Pak Ferry Paulus menemui saya. Dia langsung menghubungi saya dan bertanya 'Mau tidak ke Persija?'," kata Riko dalam akun Youtube, Jebreeetmedia TV.
"Saya lihat Persija yang bukan tim sembarangan. Saya lihat pemain-pemainnya top semua sehingga saya tak berani karena bukan siapa-siapa. Saya bilang, 'Pak, bukan saya menolak rezeki. Saya belum siap'," imbuh Riko.
Advertisement
Lari Cepat Bak Kancil
Sadar kondisi fisiknya di bawah rata-rata pesepak bola, Riko terus melatih kecepatannya. Sumber kemampuannya ini berawal dari hobinya mengejar layang-layang dan mencuri jambu tetangga.
"Kalau nyolong, namanya anak-anak pasti pernah. To the point saja pernah. Waktu itu nyolong jambu tetangga. Kalau ketahuan pasti langsung lari, tapi sekarang sudah tobat dan tidak seperti itu lagi," ujar Riko Simanjuntak dengan tertawa seperti dilansir dari Youtube Jebreeetmedia TV.
"Waktu kecil memang saya menyenangi permainan yang identik dengan lari, seperti bermain layang-layang. Saya main di lapangan, setiap ada layangan yang putus kita berlomba lari mengejar layangan," kata Riko.
"Waktu kecil saya juga takut sama gelap, lalu ada gang yang panjangnya berapa ratus meter dan itu gelap. Sering kalau mau keluar rumah disuruh orang tua untuk belanja malam-malam, kalau mau lewat gang itu saya lari sekencang-kencangnya," ucap Riko.
Disadur dari Bola.com (Muhammad Adiyaksa / Yus Mei Sawitri)