Frustasi karena Cedera, Gelandang Juventus Sempat Ingin Pensiun

Patut diketahui, Costa baru bermain 90 kali bagi Juventus dalam tiga musim lantaran lebih sering bolak-balik meja operasi.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 26 Mei 2020, 21:20 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2020, 21:20 WIB
Juventus Cukur Udinese 4-0
Pemain Juventus Douglas Costa mencetak gol ke gawang Udinese pada pertandingan Coppa Italia 2019/2020 di Allianz Stadium, Turin, Italia, Rabu (15/1/2020). Juventus menang 4-0. (Fabio Ferrari/LaPress via AP)

Liputan6.com, Turin - Gelandang Juventus, Douglas Costa masih berusia 29 tahun, usia yang belum terlalu tua untuk ukuran pemain sepak bola. Namun siapa sangka, gelandang asal Brasil itu ternyata sempat berpikir pensiun.

"Ada saat di mana saya bertanya ke diri sendiri: Masihkah saya dapat bermain," kata Costa seperti dilansir Football Italia.

Costa mengatakan, rasa frustasi itu muncul setelah ia kerap dilanda cedera. Patut diketahui, Costa baru bermain 90 kali bagi Juventus dalam tiga musim lantaran lebih sering bolak-balik meja operasi.

Diakuinya, hal tersebut membuatnya stress. Costa pun sempat bercanda dengan rekan setimnya di Juventus yang juga berasal dari Brasil.

"Saya bercanda dengan Alex Sandro bahwa saya lebih banyak diperiksa dari pada bermain," kata eks gelandang Bayern Munchen tersebut.

"Orang-orang menyebut Costa bisa menjadi yang terbaik, tetapi cedera menghalanginya. Itu mengganggu saya," katanya menambahkan.

 

 

Menyewa Pelatih Mental

Juventus Vs AC Milan
Gelandang Juventus, Douglas Costa, berusaha melewati gelandang AC Milan, Giacomo Bonaventura, pada laga Serie A Italia di Stadion Allianz, Turin, Minggu (10/11). Juventus menang 1-0 atas Milan. (AFP/Marco Bertorello)

Lebih lanjut, Costa pun mengaku sempat menyewa pelatih mental untuk memompa motivasinya. Hal tersebut, diakui Costa cukup membantu.

"Setiap saya cedera saya bertanya kepada diri sendiri, apa yang salah. Itu sesuatu yang menyakitkan bagi saya," kata Costa.

"Maka dari itu, saya meminta bantuan. Saya tidak tahu apakah Anda pernah mendengar soal pelatih mental. Mereka bukan psikolog, tetapi mereka menunjukkan masa kecil dapat berpengaruh kepada Anda," ujarnya.

Jalan Hidup

Selain faktor pelatih mental, Costa mengakui sepak bola itu sendiri juga membantunya tetap bersemangat. Menurut Costa, sepak bola adalah jalan hidupnya.

"Ketika saya menonton televisi, saya ingat ini jalan hidup saya, bahwa saya masih bisa bermain di level tertinggi," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya