Berkulit Hitam, Mantan Bek Manchester City Merasa Tidak Aman Tinggal di AS

Mantan bek Manchester City, Nedum Onuoha, mengakui bahwa dia merasa tidak aman tinggal di Amerika Serikat (AS). Onouha dua musim terakhir membela klub Major League Soccer (MLS), Real Salt Lake.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 03 Jun 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2020, 18:08 WIB
Nedum Onouha, pemain berpaspor Inggris yang bermain di klub Major League Soccer (MLS), Real Salt Lake
Nedum Onouha, pemain berpaspor Inggris yang bermain di klub Major League Soccer (MLS), Real Salt Lake. (Doc Real Salt Lake)

Liputan6.com, New York - Mantan bek Manchester City, Nedum Onuoha, mengakui bahwa dia merasa tidak aman tinggal di Amerika Serikat (AS). Onuoha dua musim terakhir membela klub Major League Soccer (MLS), Real Salt Lake.

Onuoha diketahui pemain berkulit hitam berkewarganegaraan Inggris kelahiran Nigeria. Dia angkat bicara di tengah gelombang protes ketidakadilan rasial di AS, yang kerap menindas warga kulit hitam.

Teranyar, warga kulit hitam AS, George Floyd, tewas, setelah mendapat tindakan kekerasan dari polisi Minneapolis. Padahal, George Floyd tidak bersenjata dan sudah menyerah ketika ditangkap.

Pemain berusia 33 tahun ini mengakui bahwa sebagai pria berkulit hitam, ia terkadang merasa tidak aman di negara ini. Bahkan, diungkapkannya, ketidakamanan itu malah bisa datang dari polisi setempat di AS.

"Saya merasa nyaman tetapi ketika itu datang dari berbagai hal kebrutalan, dan jika itu ternyata dari polisi. Jika mereka (polisi) mendapatkan saya salah jalan, kemudian hidup saya bisa langsung diambil alih," kata Onuoha, seperti dilansir BBC Sport.

"Saya merasakannya setiap hari. Bukan hanya saya, tetapi semua orang seperti itu," ucap mantan pemain Queens Park Rangers ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sikap Polisi

img_city-birmingham.jpg
Nedum Onuoha (kiri) saat masih membela Manchester City. (AFP)

Mantan pemain Timnas Inggris U-21 ini mengaku tidak sedang berusaha terlalu kritik terhadap kepolisian AS. Sebab, dia mengatakan, masih ada banyak petugas polisi yang baik di luar sana.

"Tapi, kadang-kadang saya merasa seperti orang menganggap polisi di atas segalanya dan membuat mereka tampak seperti manusia super," jelasnya.


Lebih Aman di Inggris

"Saya tidak pernah keluar rumah dan merasa 100 persen aman. Di Inggris, saya lebih nyaman karena jika sesuatu terjadi mungkin tidak akan mematikan," papar Onuoha.

Eks pemain Sunderland ini merasa di AS, semua orang mengekspresikan hak mereka, dan pertengkaran bisa berujung kematian. Onuoha selalu sangat sadar akan hal itu setiap kali pergi ke tempat mana pun di AS.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya