Liputan6.com, Jakarta - Dua orang tewas ditembak aparat dan 60 lainnya ditangkap dalam aksi unjuk rasa dan penjarahan di sejumlah area permukiman dan pinggiran Kota Chicago. Aksi itu merupakan respons atas pembunuhan terhadap George Floyd saat ditangkap polisi.
Aksi protes dan penjarahan meluas ke bagian utara, barat, dan selatan Chicago ketika Wali Kota Chicago Lori Lightfoot pada Minggu 31 Mei menutup Kawasan Pusat Bisnis dan area Loop. Wilayah pusat kota Chicago menjadi sasaran penjarahan dan perusakan oleh para perusuh pada Sabtu 30 Mei malam waktu setempat.
Baca Juga
Gubernur Negara Bagian Illinois J.B. Pritzker mengumumkan dirinya mengerahkan tambahan 250 pasukan Garda Nasional Illinois dan 300 anggota Kepolisian Negara Bagian Illinois untuk membantu memperkuat departemen kepolisian di pinggiran dan kawasan selatan negara bagian setelah dirinya menyatakan tujuh wilayah di Illinois sebagai zona bencana akibat protes kematian George Floyd.
Advertisement
Pritzker mengerahkan 375 anggota garda untuk Chicago selama akhir pekan atas permintaan Lightfoot, seperti dilansir Xinhua, Rabu (3/6/2020).
Jam malam yang diberlakukan Lightfoot di Chicago pada Sabtu, efektif mulai pukul 21.00 hingga 06.00 waktu setempat, tetap diterapkan, dengan semua layanan bus dan kereta berhenti pada malam hari. Metra, sistem kereta komuter di kota tersebut, pada Senin juga menangguhkan layanannya.
Senin menandai hari ketiga berturut-turut ketika unjuk rasa diwarnai aksi penjarahan di Chicago dan wilayah permukiman serta pinggiran kota.
George Floyd (46), seorang warga Amerika keturunan Afrika, meninggal pada 25 Mei setelah seorang petugas polisi Minneapolis Derek Chauvin terekam menekan lehernya dengan lutut selama delapan menit. Serentetan aksi unjuk rasa meletus di Minneapolis dan Minnesota pada hari berikutnya, dan dengan cepat menyebar ke seluruh Amerika Serikat.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
2.500 Orang di Tahan
Ratusan orang berpartisipasi dalam unjuk rasa damai di beberapa lokasi di Los Angeles County pada Selasa 2Â Juni, sementara otoritas lokal mengumumkan aturan jam malam baru yang berlaku mulai pukul 18.00 waktu setempat.
Di komunitas Venice, polisi dan anggota Garda Nasional berjaga-jaga ketika sebuah aksi protes damai dimulai pada Selasa pagi waktu setempat. Di luar gedung markas Departemen Kepolisian Los Angeles di wilayah pusat kota, polisi terekam kamera berlutut sebagai bentuk solidaritas bersama para pengunjuk rasa selama demonstrasi.
Klip video yang diunggah ke internet menunjukkan bahwa salah seorang petugas yang berbaris di luar markas itu melangkah maju dan berbicara dengan para pengunjuk rasa sebelum berlutut. Petugas tersebut berkata, "Jika kalian ingin berlutut, kami (juga) akan berlutut bersama kalian."
Di tengah teriakan "berlutut!" dan "semua orang berlutut!" yang dilontarkan para pengunjuk rasa, polisi itu pun berlutut dan diikuti tiga personel lainnya.
Unjuk rasa damai pada Selasa itu digelar setelah polisi menahan 585 orang pada Senin 1Â Juni.
Menurut Los Angeles Times, sebagian besar penangkapan yang terjadi pada Senin itu dilakukan karena pelanggaran jam malam, tetapi para petugas menahan 20 orang karena dicurigai menjarah dan menyita 50 kendaraan.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa pihak berwenang di Los Angeles telah menahan sekitar 2.500 orang sejak Jumat 29Â Mei hingga Selasa pagi waktu setempat setelah aksi unjuk rasa damai yang diwarnai perusakan properti mengguncang kota itu.
Advertisement