Liputan6.com, Jakarta UEFA melakukan perubahan format Liga Champions demi menuntaskan sisa laga musim ini. Perubahan terpaksa dilakukan menyusul pandemi virus Corona yang membuat tatanan sepak bola jadi kacau.
Perlu diketahui bahwa nyaris semua kompetisi sepak bola berhenti total sejak Maret lalu akibat pandemi ini. Semua liga domestik, terutama dari lima besar liga Eropa, hanya akan menggelar laga sampai awal bulan Agustus mendatang.
Sementara sisa pertandingan Liga Champions baru digelar pertengahan bulan Agustus.
Advertisement
Perlu diketahui bahwa penyelenggara mengubah format Liga Champions jadi 'mini turnamen', artinya setiap tim hanya bertemu satu kali sampai babak final.
Lalu, siapa saja yang bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan format ini?
RB Leipzig
RB Leipzig membuat kejutan di babak 16 besar. Ya, pasukan Julen Nagelsmann itu berhasil menyingkirkan Tottenham yang merupakan runner-up Liga Champions musim lalu.
Dengan perubahan format ini, RB Leipzig bisa menjadi tim underdog yang tidak memiliki beban apapun untuk meraih kemenangan. Mereka juga tidak perlu mengkhawatirkan sistem gol tandang yang kerap merugikan.
Lebih jauh lagi, fakta bahwa Bundesliga akan rampung satu bulan sebelum liga lainnya rampung bisa menguntungkan Leipzig. Mereka jadi memiliki waktu persiapan lebih panjang dan kondisi pemain yang lebih bugar.
Advertisement
Atalanta
Seperti halnya RB Leipzig, tim asal Italia ini juga tak dibebani target khusus di Liga Champions. Mencapai babak perempat final saja sudah menjadi pencapaian yang spesial untuk tim asuhan Gian Piero Gasperini tersebut.
Atalanta sudah membuat kejutan sejak fase grup. Mereka menjadi tim pertama yang berhasil lolos ke babak 16 besar kendati menelan kekalahan dalam tiga laga pertamanya.
Duel satu leg ini jelas menguntungkan buat Atalanta. Klub berjuluk La Dea tersebut tidak perlu khawatir akan terdepak dari Liga Champions karena kalah gol tandang.
PSG
Dalam rekam jejaknya, PSG terbilang cukup sering dirugikan oleh sistem gol tandang. Mereka kerap tersingkir karena regulasi tersebut saat bertemu tim besar seperti Barcelona, Real Madrid, dan Manchester City.
Selama pemain seperti Neymar dan Kylian Mbappe bugar, PSG seharusnya tidak perlu khawatir dengan kans mereka untuk melaju ke babak final. Namun perlu diperhatikan kalau mereka takkan bermain lama karena Ligue 1 telah diberhentikan akibat pandemi virus Corona.
Advertisement
Atletico Madrid
Diego Simeone pantas mendapatkan pujian atas apa yang ia lakukan terhadap Atletico Madrid beberapa tahun terakhir. Namun ada satu hal yang belum pernah ia dapatkan, yakni trofi Liga Champions.
Mereka pernah mencapai final sebanyak dua kali dalam enam tahun terakhir, semuanya berakhir dengan kekalahan.
Perlu diketahui bahwa Atletico Madrid hampir selalu meraih kemenangan dalam leg pertamanya. Sehingga, perubahan format ini diyakini akan menguntungkan buat tim berjuluk Los Rojiblancos tersebut.
Bayern Munchen
Dengan ataupun tanpa perubahan format, Bayern Munchen selalu menjadi kandidat pemenang Liga Champions. Baru-baru ini mereka diumumkan sebagai pemenang Bundesliga musim 2019/20.
Seringkali, publik memandang Bundesliga sebelah mata. Namun perilaku yang sama tidak boleh diterapkan kepada Munchen yang sudah mengalahkan Chelsea dan Tottenham pada musim ini.
Munchen sudah mengamankan trofi Bundesliga, menyusul sebentar lagi DFB Pokal. Mereka pun jadi punya banyak waktu mempersiapkan timnya dengan lebih baik untuk menyambut kembalinya Liga Champions.
Sumber asli: Sportskeeda
Disadur dari Bola.net (Penulis Yaumi Azis, published 18/6/2020).
Advertisement