Pakai Sistem Gelembung, IBL Terus Matangkan Persiapan

Banyak penyesuaian yang harus dilakukan IBL di tengah situasi pandemi Covid-19.

oleh Thomas diperbarui 06 Okt 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Bola Basket
Ilustrasi Bola Basket (kentuckysportsradio.com)

Liputan6.com, Jakarta- Kompetisi bola basket tertinggi di Indonesia IBL Pertamax musim 2020 akan kembali dilanjutkan mulai 13 Oktober 2020. Protokol ketat akan diberlakukan. IBL menerapkan sistem bubble atau gelembung seperti yang dilakukan NBA.

Sama seperti kejuaraan olahraga lain di tanah air, IBL juga terhenti sejak Maret lalu akibat pandemi Covid-19. Untungnya setelah rehat lebih dari enam bulan, IBL 2020 akan dilanjutkan dari 13-27 Oktober 2020.

Banyak penyesuaian yang harus dilakukan IBL di tengah situasi pandemi Covid-19. Seluruh pertandingan terpaksa digelar di satu tempat sajaMahaka Square Arena Kelapa Gading, Jakarta Utara. Laga dilangsungkan tanpa penonton.

Pemilihan Mahaka Square dilakukan dengan pertimbangan karena lokasi yang memadai untuk diterapkan sistem gelembung. Di gedung Mahaka Square terhadap hotel Santika untuk tempat tinggal para pemain dan offisial.

IBL bekerjasama dengan mitranya, Royal Progress Hospital menyiapkan sebuah klinik yang siaga selama 24 jam sepanjang gelembung Kompetisi IBL Pertamax 2020 di Mahaka Square Arena Kelapa Gading.

Royal Progress Hospital juga akan menyediakan tenaga medis, termasuk mereka yang bertugas saat pertandingan di lapangan seperti biasanya.

"Klinik itu siap melayani peserta gelembung yang mempunyai keluhan kesehatan, sehingga mereka tidak perlu keluar dari lokasi. Peserta gelembung memang tak diperkenankan keluar dari lokasi selama mereka terlibat dalam gelembung Kompetisi IBL Pertamax 2020," kata Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsjah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Klinik 24 Jam

Ilustrasi Bola Basket
Ilustrasi Bola Basket/Unsplash

Selain klinik 24 jam, juga selalu siap siaga sebuah mobil ambulan dari RS Pertamedika yang juga menjadi mitra dalam tes Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi semua peserta gelembung.

RS Pertamedika juga menjadi rujukan jika terjadi hal-hal tidak diinginkan berkaitan dengan Covid-19. “Kami ingin dan yakin dengan hasil terbaik, tanpa ada peserta yang terkena Covid 19, namun antisipasi dan tindakan pencegahan tetap harus dilakukan,” tegas Junas.

IBL akan terus menyuarakan dan bersikap tegas pada pedoman dan protokol kesehatan yang sudah disusun dan direkomendasi oleh BNPB dan Dinas Kesehatan.

Disiplin pada protokol kesehatan juga akan benar-benar dijalankan saat IBL 2020 dilanjutkan mulai 13 Oktober 2020. Arena pertandingan akan dibagi menjadi dua zona. Zona 1 diperuntukkan bagi tim, pemain, petugas lapangan, wasit, petugas meja dan semua panitia yang berhubungan langsung dengan lapangan saat pertandingan berlangsung. Sedang zona 2 digunakan bagi mereka yang tugas dan kewajibannya tidak harus berada di lapangan.

“Jalur kedua zona akan dibagi. Para pemain dan semua yang berada di zona 1 memiliki jalur khusus yang tak boleh dilewati mereka yang ditetapkan bertugas di zona 2, begitu pula sebaliknya. Mereka yang sejak awal ditetapkan pada zona 1 tak boleh lewati jalur dan berada pada zona 2. Inilah inti dari konsep gelembung,” terang Junas.

Sejak keluar dari Hotel Santika yang berada satu lokasi dengan arena, jalur tersebut sudah ditetapkan. “Ada pagar pembatas dan petugas yang menjaga. Sterilisasi zona dilakukan. ID Card mereka pun akan dibedakan,” sambung Junas.

Protokol kesehatan tetap akan dilakukan dengan disiplin. Pemeriksaan thermo gun wajib dilewati semua orang sebelum memasuki arena, baik mereka yang bertugas di zona 1 maupun zona 2.

“Disiplin pada protokol kesehatan menjadi kunci bagi kita semua untuk terhindar dari Covid 19,” tuturnya.

Bangku Pemain

IBL juga akan melakukan penyesuaian terhadap bangku cadangan untuk para pemain. “Untuk bangku pemain cadangan kami akan menggunakan kursi single seat dengan jarak antar kursi tak kurang dari satu meter,” kata Junas Miradiarsjah.

Jarak tak kurang dari satu meter juga akan diberlakukan pada ofisial, perangkat pertandingan, petugas meja hingga wartawan peliput. “Wartawan peliput pun kita batasi dalam satu pertandingan. Rekan-rekan wartawan juga harus melewati protokol pengukuran suhu badan, sebelum memasuki area liputan,” katanya.

Wawancara dengan pemain seusai pertandingan akan dilakukan secara virtual. Para jurnalis berada di ruang pers dengan jumlah wartawan tak lebih dari sepuluh orang, sementara pemain atau pelatiih yang diwawancarai berada di ruang tersendiri.

“Protokol kesehatan akan kami tegakkan sepanjang lanjutan kompetisi,” imbuh Junas lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya