Liputan6.com, Roma - Ducati belajar kuantitas tidak berarti apa-apa pada MotoGP 2020. Meski memiliki pembalap terbanyak, mereka gagal melahirkan juara dunia.
Pabrikan asal Italia itu mengandalkan enam nama yakni Andrea Dovizioso, Danilo Petrucci, Jack Miller, Francesco Bagnaia, Johann Zarco, dan Tito Rabat.
Ducati juga sempat menurunkan Michele Pirro sebagai pengganti Bagnaia yang cedera sehingga absen dua seri.
Advertisement
Bersama mereka, Ducati sukses mengirim pembalap ke podium pada delapan dari 14 seri yang berlangsung. Masalahnya, tidak ada yang konsisten melakukannya.
Miller jadi yang terbaik dengan empat kali, disusul Dovizioso (dua) serta Petrucci, Bagnaia, dan Zarco (masing-masing sekali).
Saksikan Video MotoGP Berikut Ini
Dovizioso Terbaik
Kondisi tersebut membuat pembalap Ducati kesulitan bersaing di klasemen pembalap. Dovizioso menjadi penantang terdekat Joan Mir asal Suzuki yang merebut titel dengan defisit 36 angka.
"Kami cukup kompetitif dan berjuang merebut tempat di podium di hampir setiap balapan. Sayangnya dengan pembalap berbeda," ujar Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti.
Advertisement
Tidak Ada yang Konsisten
"Semua yang dikontrak pabrikan (minus Rabat) pernah naik podium, termasuk Zarco yang mengendarai motor 2019. Masalahnya tidak ada yang konsisten."
"Maka sangat mengecewakan kami tidak bisa bertarung memperebutkan gelar pembalap. Suzuki dan Mir sangat konsisten. Kami harus angkat topi ke mereka," sambungnya.
Gelar Pabrikan
Setidaknya Ducati bisa bangga karena merebut gelar pabrikan terbaik. Namun, mereka turut terbantu masalah Yamaha.
Jika Yamaha tidak terkena pengurangan 50 angka akibat mesin, mereka bakal gagal merebut titel pada persaingan 2020.
Advertisement