Liputan6.com, Jakarta - Penderitaan satu sisi kota bisa memberikan kebahagiaan di bagian lain. Dua emosi berseberangan tersebut kerap muncul seusai derby di lapangan sepak bola.
Lain halnya jika seluruh penggemar di satu kota murung pada waktu bersamaan. Di sini hanya mungkin ada satu penyebabnya, yakni terdegradasinya dua klub dari satu kota pada satu musim. Peristiwa ini jarang hadir, meski terjadi musim ini.
Sheffield United menorehkan kisah sukses pada 2019/2020. Mereka menempati peringkat sembilan, terbaik di antara tim promosi, setelah tampil di kasta tertinggi untuk kali pertama sejak 2006/2007.
Advertisement
Sayang John Lundstram dan kawan-kawan gagal mempertahankan performa di 2020/2021. The Blades baru meraih kemenangan pada laga ke-18.
Chris Wilder kemudian mengundurkan diri pada pertengahan Maret 2021 dengan United hanya meraih ??? kemenangan sepanjang kampanye. Klub berbasis Bramall Lane itu terdampar di dasar klasemen dan bakal bermain di Divisi Championship musim depan.
Nestapa United turut dirasakan Sheffield Wednesday pada 2020/2021. Pada dasarnya tidak secemerlang tetangga, Wednesday juga terpuruk di posisi buncit Championship usai sembilan musim di level tersebut.
Mereka kembali ke League One atau Divisi III setelah terakhir kali tampil di sana pada 2011/2012.
Saksikan Video Berikut Ini
Petaka Edinburg
Kesedihan pendukung sepak bola Sheffield juga dirasakan di Edinburg, Skotlandia. Heart of Midlothian dan Hibernian sama-sama tergusur dari kasta tertinggi pada 2013/2014. Kedua klub menempati tiga posisi terbawah bersama Glasgow Rangers sehingga turun level.
Hearts langsung promosi pada musim berikutnya, sebelum kembali terdegradasi pada 2019/2020. Setelah setahun terlempar dari status elite, Hearts bakal tampil di Liga Skotlandia musim depan.
Sedangkan Hibs baru sukses ke tingkat tertinggi sistem kompetisi sepak bola Skotlandia musim 2017/2018 menyusul pengalaman pahit 2013/2014. Namun, mereka sukses bertahan hingga sekarang.
Advertisement
Nestapa Bristol
Bristol City dan Bristol Rovers turun kasta setelah menempati zona merah Divisi II Liga Inggris 1980/1981. Menunjukkan betapa buruknya kinerja mereka, hasil pertandingan dua derby yang berlangsung musim tersebut berakhir 0-0.
City bahkan turun ke Divisi IV karena menempati peringkat 23 pada edisi berikutnya. Mereka menghabiskan dua musim di sana sebelum kembali bersaing melawan Rovers di Divisi III 1984/1985.
Petaka dari Turki
Keluar dari Inggris Raya, suporter sepak bola di Ankara merasakan penderitaan Sheffield musim ini. Ankaragucu dan Genclerbirligi sama-sama tergusur dari level tertinggi Liga Turki.
Keduanya memiliki rekor identik 10-8-22 dan hanya dibedakan gol. Dalam hal ini Ankaragucu lebih baik ketimbang Genclerbirligi dengan catatan 46-65 berbanding 44-76.
Advertisement