Liputan6.com, Jakarta- Olimpiade 2020 kembali menghadirkan kontingen istimewa. Bakal ada atlet dari kontingen pengungsi yang akan berpartisipasi sebagai peserta Olimpiade independen.
Kontingen pengungsi ini sebenarnya sudah ada sejak Olimpiade 2016 di London. Namun jumlah atletnya meningkat drastis pada Olimpiade Tokyo ini. Dari 19 menjadi 29 orang.
Selama bertarung di Olimpiade, para atlet pengungsi ini akan memakai kode negara EOR yang merupakan akronim Prancis quipe olympique des réfugiés.
Advertisement
Kontingen pengungsi ini juga akan ikut di parade pembukaan Olimpiade 2020. Mereka bahkan bakal berada urutan terdepan setelah Yunani.
Atlet-atlet yang ikut kontingen ini merupakan atlet dari berbagai negara yang kabur dari negara asalnya karena berbagai alasan seperti perang, teraniaya, terancam dan lain-lain.
Â
Â
Saksikan Video Menarik Ini
Bulu Tangkis
Kontingen pengungsi ini paling banyak akan berlaga di cabang olahraga atletik. Total ada tujuh atlet (lima pria dan dua wanita).
Menariknya ada juga satu atlet pengungsi yang bakal ikut di cabor bulu tangkis yakni Aram Mahmoud asal Suriah. Mahmoud akan berhadapan dengan jagoan Indonesia Jonatan Christie.
Mahmoud lahir di Suriah dan kini menjadi pebulu tangkis Belanda. Dia meninggalkan Suriah akibat perang yang berkecamuk di sana dimana kelompok teroris ISIS sempat berkuasa.
Advertisement
Mahmoud
Pria 24 tahun itu hijrah ke Belanda dari Damascus, Suriah pada 2015. Selama tiga tahun, Mahmoud tidak dapat berkompetisi di turnamen internasional.
Sejak April 2018, Mahmoud baru bisa berkompetisi di level internasional di bawah bendera Belanda. Rankingnya sempat melesat ke 161. Kini Mahmoud duduk di urutan 169 BWF per 8 Juni 2021.