Liputan6.com, Jakarta - Villarreal mengawali La Liga 2021/2022 dengan catatan tidak terkalahkan di tujuh laga awal. Dengan rapor tersebut, The Yellow Submarine semestinya punya modal untuk juara.
Nyatanya pasukan Unai Emery hanya menempati peringkat 11. Dengan raihan 11 poin, mereka tertinggal enam angka dari pimpinan klasemen La Liga Real Madrid.
Kondisi tersebut tidak lepas dari fakta tersembunyi di balik kinerja Villarreal. Meski belum pernah tumbang, juara Liga Europa musim lalu itu hanya menang dua kali.
Advertisement
Hasil positif diraih atas Elche dan Real Betis. Sementara skor imbang diterima pada laga melawan Granada, Espanyol, Atletico Madrid, Real Mallorca, serta Real Madrid.
Jika mau menduduki takhta Negeri Matador untuk pertama kali sepanjang sejarah, Villarreal harus menemukan cara untuk menaklukkan rival. Kalau tidak ada perubahan, mereka harus siap menerima kekecewaan seperti para klub yang tak pernah tumbang tapi gagal juara.
Kalah Selisih Gol
Sejarah mencatat sejumlah klub dengan nasib demikian. Galatasaray mengalaminya pada 1985/1986.
Raksasa Turki berbasis Istanbul itu tidak pertah takluk di 36 laga alias sepanjang musim. Namun mereka mengakhiri kompetisi di peringkat dua, kalah selisih gol dari Besiktas.
Galatasaray memetik 20 kemenangan dan 16 imbang untuk mengoleksi 56 poin. Mereka kalah tujuh gol ketimbang sang rival sekota.
Seperti Galatasaray, SL Benfica juga merasakannya musim 1977/1978. Meraih 21 kemenangan dan imbang sembilan kali, mereka punya nilai serupa dengan FC Porto. Namun, Porto yang takluk sekali puna keunggulan 15 gol ketimbang Benfica.
Advertisement
Ratapan Perugia
Sebelum Galatasaray ada Perugia pada 1978/1979. Mereka menorehkan 11 kemenangan dan 19 imbang hasil 30 partai.
Rapor itu tidak cukup bagi mereka untuk menggeser AC Milan. Perugia bahkan defisit tiga angka di belalkang I Rossoneri.
I Grifoni layak menyesali kegagalan ini. Pasalnya, catatan musim itu hingga kini jadi kinerja terbaik klub di kasta tertinggi dan hampir pasti sulit diulang atau bahkan dilampaui.
Â
Korban Nasib Tragis Lain
Spartak Sofia (1951) dan Red Star Belgrade (2007/2008) adalah contoh lain. Spartak tertinggal satu angka dari SDNV Sofia meski tidak terkalahkan dalam 22 laga liga. Benfica juga kalah selisih gol melawan FC Porto. Sementara Red Star defisit lima poin di belakang Partizan Belgrade.
Advertisement